Perancangan Kawasan Multikultural Melalui Pengembangan Fasilitas Sosial Dan Ekonomi Di Kauman,Surakarta
Abstract
Konflik kerusuhan di Surakarta sudah terjadi sejak zaman Kolonial Belanda dan kembali terjadi pada masa Orde Baru. Pada masa Orde Baru, masyarakat Tionghoa menjadi sasaran, termasuk Tionghoa di Kauman. Pada masa ini, hubungan sosial antara masyarakat Tionghoa dan masyarakat Jawa terasa lebih dekat. Meskipun demikian, saat ini hubungan sosial antara masyarakat Tionghoa dan masyarakat Jawa di Kauman belum sepenuhnya terjadi. Adanya sejarah konflik, kekuatan ashabiyah dan kesenjangan ekonomi yang mencolok dikhawatirkan dapat memicu terjadinya konflik sosial dan menjadi alasan populer bagi orang-orang untuk menargetkan kelompok sosial tertentu. Ihwal seperti ini memunculkan sebuah pertanyaan mengenai bagaimana cara merancang desain kawasan perkotaan yang dapat meningkatkan ekonomi sekaligus menumbuhkan rasa memiliki, kohesi dan inklusi sebagai upaya pencegahan adanya konflik sosial. Artikel ini mempunyai tujuan untuk menggali gagasan perancangan fasilitas sosial dan ekonomi di lingkungan perkotaan melalui pemberdayaan masyarakat dan ruang bersama sebagai media interaksi serta komunikasi masyarakat multikultural. Metode yang digunakan yakni kualitatif deskriptif dengan cara observasi lapangan serta kajian literatur yang kemudian diaplikasikan dalam konsep desain. Hasil yang diperoleh berupa usulan desain fasilitas sosial dan ekonomi pada kawasan yang merespon konflik maupun multikultural.