STUDI INTEGRASI PENGGUNAAN QGIS DAN ARCHICAD DALAM PERENCANAAN RANCANGAN KAWASAN KOTA
View/ Open
Date
2020-02-02Author
Ashtar, Malikul
Buldan Rayaganda Rito, Baritoadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalam beberapa tahun terakhir, informasi 3D tentang kota dan konstruksi di kota-kota menjadi semakin kuat dan penting untuk membantu pengguna dalam sejumlah kasus penggunaan (Biljecki et al, 2015). Seperti penggunaan dalam kasus perancangan kota. Menurut Beckley pengertian perancangan kota dari segi ilmu arsitektur merupakan suatu jembatan antara
profesi perencana kota dengan arsitektur dengan perhatian utama pada bentuk fisik kota (Catanese,1986). Perancangan kota lazimnya lebih memperhatikan bentuk fisik perkotaan. Bentuk-bentuk perancangan kota dapat direfleksikan sebagai facade bangunan, bentuk jaringan jalan, dan elemen lain yang mempengaruhi bentuk wilayah perkotaan. Produk perancangan kota dapat dikategorikan dalam dua bentuk umum (Eko Budiharjo,1999).Beberapa contoh pengguna adalah: masyarakat umum, praktisi, perancang bangunan, dan pengelola aset, peneliti. Untuk mendukung kelengkapan data perkotaan, dibutuhkan dua jenis software, yaitu GIS dan BIM. Meskipun keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, termasuk: jenis geometri yang digunakan (biasanya benda parametrik padat di BIM dan permukaan melalui representasi batas dalam GIS), semantik yang digunakan untuk struktur entitas mereka (misalnya material dan komponen bangunan untuk BIM serta objek kota dan fungsinya untuk GIS), dan kebutuhan untuk melakukan georeferensi model (penting dalam GIS dan tidak demikian untuk BIM). Analisa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran maksimal antara software GIS khususnya QGIS dan BIM khususnya ArchiCAD dalam langkah-langkah perancangan kota. Kedua software tersebut diharapkan dapat saling melengkapi dan memaksimalkan perannya
masing-masing dalam mempermudah perancangan pada studi kasus contoh kawasan Kota Pontianak.