dc.description.abstract | Perubahan iklim dunia yang semakin tidak terkendali berjalan searah dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Jumlah populasi manusia pun juga meningkat dengan perubahan gaya hidup yang serba cepat. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan energi semakin besar, khususnya bangunan. Semakin berkurang dan terbatasnya lahan di area perkotaan menjadi beban bagi lingkungan hidup. Sektor bangunan menghabiskan 40% dari sumber energi dunia, di Indonesia bahkan mencapai 50% dari total energi, serta lebih dari 70% konsumsi listrik secara keseluruhan. Konsumsi energi yang besar-besaran ini berdampak pada keberlangsungan sumber daya alam tak terbarukan yang lama kelamaan akan semakin habis. Merespon isu tersebut diperlukan sebuah pendekatan yang menuntut bangunan dapat menghidupi kebutuhannya sendiri atau setidaknya tidak memberatkan lingkungan disekitarnya. Pendekatan NZEB (Nearly Zero-Energy Building) merupakan sebuah solusi yang dapat di impplementasikan. Pendekatan ini mencakup beberapa konsep perancangan seperti Conserving Energy, Working with Climate, Respond of Site, Respect for User, dan Limitting New Resources. Namun pendekatan ini masih memiliki beberapa kontradiksi salah satunya adalah indoor pollution. Untuk menyelesaikan kontradiksi tersebut digunakanlah metode TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving). Hasilnya terdapat 4 solusi yang ditawarkan yaitu Prior Action; Extraction, Separation, Removal, Segregation; Convert harm into benefit, "Blessing in disguise"; dan Thermal Expansion. | en_US |