AKULTURASI DESA TENGANAN: Kebudayaan Arsitektur Lama Untuk Kelangsungan Masa Depan
View/ Open
Date
2016-07-23Author
Maghfira, Debby
Pradipto, Angger
Hayyu, Reza
Farhandika, M
Ariestiarini, Aulia
I, M Fikri H, Rizaldi
Izzah, Immamul
Ikhsan, Alfadio
Baihaki, Akhmad
Liswhanda, Heruwaldi
Pratikno, Priyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Desa Tenganan adalah sebuah desa tradisional di Bali. Pola desanya terbangun secara linear yang terdiri atas enam deret dipisahkan oleh tiga jalan atau awangan. Bentuk, dimensi bangunan dan pekarangan, pengaturan letak bangunan mengikuti aturan adat yang secara turun temurun dipertahankan. Semua tradisi masih hidup dan berkembang dalam tatanan adat dan awig-awig desa yang merefleksikan adanya keharmonisan hubungan manusia dan Tuhan. Perkembangan selanjutnya dipengaruhi pariwisata sebagai faktor dominan dalam mengubah arsitektur rumah adat Tenganan.
Proses pembangunannya masih tetap memperhatikan upacara yang lebih sederhana. Pembangunan baru cenderung terjadinya modifikasi dari langgam-estetika klasik Tenganan menuju langgam-estetika “kota besar”. Pengamatan lapangan merupakan upaya untuk menjelaskan terjadinya perubahan melalui penjelasan secara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan data yang ditemukan maka perubahan arsitektur rumah tinggal dan desa di Tenganan masih mampu memberikan sebuah atraksi wisata sehingga menambah nilai lebih bagi kegiatan wisata. Fasade beberapa bangunan dalam pekarangan khususnya bangunan profan cenderung berpola tertutup, namun justru memberikan peluang untuk kunjungan para pendatang untuk melakukan transaksi komoditas kerajinan kriya.