Pembagian Ruang Sakral dan Profan dalam Prosesi Doa di Mrajan Warga Menyali sebagai Bentuk dari Setting Perilaku
Abstract
Proses berdoa merupakan bagian keseharian dari warga Hindu Bali khususnya Menyali, setiap keluarga besar mempunyai tempat khusus untuk berdoa yang biasa disebut mrajan atau sanggah ini memiliki karakter yang berbeda-beda maka berbeda pula pola dan ruang yang terbentuk. Kebanyakan warga moderen melupakan bahwa proses berdoa juga merupakan proses meruang yang menjadikan manusia merupakan pelaku yang membentuk perilaku.
Masyarakat pun mempercayai pembagian kosmologi dengan konsep tata ruangnya yaitu triloka dan nawa sanga. Perilaku yang berkaitan dengan keruangan arsitektur merupakan bagian yang bisa disampaikan dan dilihat secara visual namun apa yang menjadi kebiasan dan membentuk pola semacam itu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Maka dengan melihat bagaimana pola perilaku dari penghuninya akan terbagi
menjadi ruang sakral dan profane, yaitu profan di bagian bawah sedangkan sakral di bagian atas. Itu sebabnya posisi mrajan ada di atas yang semakin dekat dengan sang hyang Widhi dan profan yaitu dapur dan tempat tinggal manusia.