| dc.description.abstract | Daya dukung tanah memegang peran penting dalam pembangunan suatu infrastruktur seperti
jalan, sehingga tanah harus mempunyai daya dukung yang baik. Oleh karena itu dilakukan usaha
untuk memperbaiki tanah yang memiliki daya dukung buruk menjadi kuat dan stabil sehingga setiap
lapisan mempunyai peranan menopang beban yang akan berlalu lalang diatasnya yang mana usaha
memperbaiki tanah ini dikenal dengan istilah stabilisasi. kegiatan awal yang dilakukan ialah
mengetahui klasifikasi tanah asli pada tanah Candi Prambanan, menurut metode AASHTO dan USCS
klasifikasi tanah ialah A2 dan SM. Tanah pasir, termasuk tanah non kohesif dan tidak plastis. Tanah
non kohesif memiliki sifat antar butiran yang lepas. Sehingga ditambakan tanah berbutir halus dan
kapur padam sebagai bahan stabilisasi. berdasarkan pengujian proktor didapat tanah pasir dicampur
dengan tanah berbutir halus memiliki nilai Maximum Dry Density (MDD) dan Optimum Moisture
Content (OMC) terbaik ialah variasi tanah pasir 90% dan tanah berbutir halus 10%. Berdasarkan
pengujian California Bearing Ratio (CBR) didapat persentase kapur dengan nilai CBR terbaik ialah
3% dengan nilai CBR unsoaked pada hari ke-28 ialah 35,91% mengalami kenaikan sebesar 72,22%
dari CBR Unsoaked pada hari ke-28 tanpa penambahan Kapur yaitu 20,85%. nilai CBR Soaked pada
hari ke-28 ialah 31,97% mengalami kenaikan sebesar 66,27% dari CBR Soaked pada hari ke-28
tanpa penambahan Kapur yaitu 19,23%. Adapun pengaruh persentase penambahan kapur terhadap
tanah yang distabiliasi ditinjau dari nilai CBR ialah dengan penambahan kapur 1%, 2% dan 3% tanah
yang distabilisasi mengalami peningkatan seiring bertambahnya kadar kapur. Terhadap lama
pemeraman semakin lama waktu pemeraman maka tanah yang diuji akan semakin kuat. Hal ini
disebabkan ada nya reaksi pozzolan dimana akan terus bereaksi terus menerus untuk waktu yang
lama dan menyebabkan tanah menjadi keras dan awet. | en_US |
