Show simple item record

dc.contributor.authorSHINDY LORENZA
dc.date.accessioned2023-01-26T02:57:20Z
dc.date.available2023-01-26T02:57:20Z
dc.date.issued2022-12-21
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/42007
dc.description.abstractPeningkatan jumlah industri batik di Yogyakarta memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan perekenomian masyarakat. Namun, limbah cair batik memiliki kadar polutan dengan konsentrasi tinggi yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia seperti pewarna napthol dalam proses produksi. Apabila dibuang tanpa dilakukannya pengolahan terlebih dahulu dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik air limbah sesuai dengan parameter seperti suhu, pH, TDS serta parameter logam yaitu Cu dan Pb. Pengujian parameter umum dilakukan di lokasi penelitian menggunakan alat pengukur kualitas air. Parameter umum dengan nilai tertinggi untuk suhu yaitu 28˚C, pH yaitu 12,97, EC yaitu 69200 µmhos/cm dan ORP yaitu -351 mV. Debit air limbah terbesar yang dihasilkan yaitu sebesar 0,292 m3/produksi. Pengujian parameter khusus dilakukan di laboratorium dengan metode gravimetri untuk TDS dan AAS untuk logam berat Cu dan Pb. Kadar TDS tertinggi yaitu pada sampel H3 sebesar 5570 mg/L. Konsentrasi tertinggi Cu yaitu pada sampel C1 sebesar 0,105 mg/L, sedangkan Pb yaitu pada sampel A1 sebesar 0,011 mg/L. Nilai pH dan kadar TDS dalam air limbah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu PERDA DIY nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah, dimana batas nilai pH yaitu 6 hingga 9. Sedangkan batas maksimum kadar TDS yaitu sebesar 2000 mg/L.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.titleKarakteristik Limbah Cair Industri Batik Dengan Pewarna Naphtol Di Yogyakartaen_US
dc.Identifier.NIM18513204


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record