dc.description.abstract | Kegiatan penambangan emas tidak lepas dari limbah (tailing) yang mengandung
logam berat berbahaya. Salah satu kegiatan penambangan emas tradisional di
Indonesia adalah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode yang sering digunakan pada penambangan emas tradisional adalah
penggunaan merkuri untuk mengikat atau memisahkan bijih emas (metode
amalgamasi). Oleh karena itu, tailing penambangan emas akan mengandung
logam berat berbahaya, seperti timbal (Pb), cadmium (Cd), dan merkuri (Hg).
Untuk mengurangi resiko tersebut perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis
potensi carrier kompos dan NaCl terhadap pertumbuhan Eucalyptus sp. serta
terhadap pH, nutrisi, dan logam berat tanah bekas tambang emas tradisional di
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengujian pH menggunakan pH meter dengan lauratan H2O dan KCl, uji fosfat
dengan Spektrofotometric UV-Vis dengan asam karbonat dan uji kalium dengan
AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Untuk uji logam berat Pb dan Cd
dengan AAS dan Hg dengan ICP-MS (Indutively Coupled Plasma-Mass
Spectrometry). Metode analisis data yang digunakan adalah dengan pendekatan
standard error pada setiap hasil data, ANOVA (Analysis Of Varience) One-Way
untuk data pertumbuhan tanaman dan kurva kalibrasi untuk mencari konsentrasi
dari nilai absorbansi. Hasil yang didapatkan bahwa setelah perlakuan dapat
meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter, dan jumlah daun selama 12
minggu, meningkat konsentrasi fosfat dan kalium, serta menurunkan konsentrasi
logam berat timbal (Pb), cadmium (Cd), dan merkuri (Hg). | en_US |