Dampak Tingginya Belis (Mahar) Pada Perkawinan Adat Masyarakat Manggarai Dalam Perspektif Hukum Islam
dc.contributor.advisor | Dr. Muslich KS, M.Ag | |
dc.contributor.author | TIA ANGRAINI | |
dc.date.accessioned | 2023-01-24T04:32:43Z | |
dc.date.available | 2023-01-24T04:32:43Z | |
dc.date.issued | 2022-08-31 | |
dc.identifier.uri | https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/41918 | |
dc.description.abstract | Pernikahan adalah suatu bentuk keseriusan dalam sebuah hubungan selain merupakan bentuk cinta, pernikahan dalam islam merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Di indonesia memiliki beragam macam adat yang dilakukan sebagai tradisi perkawinan salah satunya di Nusa Tenggara Timur kabupaten Manggarai yang menggunakan tradisi Belis sebagai bentuk mahar perkawinan. Belis adalah salah satu tradisi adat yang dimiliki oleh masyarakat manggarai yang dilakukan sebelum terjadinya akad pernikahan. Namun dengan berkembangnya zaman jumlah Belis yang diminta sangatlah tinggi sehingga menimbulkan dampak bagi masyarakat menengah kebawah sedangkan dalam pandangan hukum islam jumlah pemberian mahar tidak boleh memberatkan calon mempelai laki-laki. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis hukum islam terhadap tradisi Belis disuku Manggarai dan bagaimana dampak Belis terhadap masyarakat menegah kebawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk membantu penulis menganalisa, dalam analisis hukum islam terhadap tradisi Belis di Manggarai yang menyebabkan dampak bagi masyarakat menegah kebawah yang disebabkan oleh tingginya jumlah Belis tidak memiliki kecocokan dengan teori kaidah fiqh dan ‘urf. | en_US |
dc.publisher | UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA | en_US |
dc.title | Dampak Tingginya Belis (Mahar) Pada Perkawinan Adat Masyarakat Manggarai Dalam Perspektif Hukum Islam | en_US |
dc.Identifier.NIM | 18421055 |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
Islamic Law [646]