Cost-consequences Analysis Antihipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping
Abstract
Hipertensi termasuk penyakit kronis yang membutuhkan waktu panjang
untuk pengobatan dan berdampak pada biaya pengobatan bahkan biaya tersebut
akan lebih besar jika ditambah dengan biaya terganggunya produktivitas,
kehidupan keluarga, dan kehidupan sosial. Konteks kajian farmakoekonomi di
Indonesia masih banyak menggunakan perspektif penyedia layanan kesehatan yang
tidak memperhitungkan biaya lain yang dibebankan kepada pasien. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui gambaran biaya dan outcome terapi
antihipertensi berdasarkan perspektif pasien serta kesesuaian biaya riil yang harus
dikeluarkan oleh Rumah Sakit dengan tarif INA-CBGs. Metode penelitian yang
digunakan berupa model observasional analitik dengan rancangan cross-sectional
dan sampel adalah total populasi terjangkau pasien hipertensi rawat jalan di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang telah menerima terapi antihipertensi
selama minimal 1 bulan. Analisis deskriptif dalam bentuk mean maupun persentase
dilakukan untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian, outcome terapi,
dan biaya terapi. Analisis kesesuaian biaya riil yang harus dikeluarkan oleh Rumah
Sakit dengan tarif INA-CBGs dilakukan dengan uji statistik Mann Whitney dan
One Sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya langsung medis,
biaya non medis langsung, dan biaya tidak langsung berdasarkan perspektif pasien
berturut-turut adalah Rp.359.408,00; Rp.24.617,00; dan Rp.40.583,00. Outcome
terapi tertinggi ditunjukkan oleh antihipertensi tunggal Calcium Channel Blocker
(CCB) dengan nilai 60%. Terdapat perbedaan antara biaya riil yang harus
dikeluarkan oleh Rumah Sakit dengan tarif INA-CBGs berdasarkan hasil uji
statistika (p=0,009 dan p=0,004) dan total selisih antara keduanya berjumlah Rp. -
5.342.123,00 untuk 103 pasien.
Collections
- Pharmacy [1481]