dc.description.abstract | Bekerja di wilayah pertambangan adalah tugas yang memiliki risiko kecelakaan yang
sangat tinggi. Data yang didapatkan dari Cabang Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), terdapat 93 kecelakaan di wilayah pertambangan pada tahun 2021.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu manajemen untuk meminimalisir risiko
yang akan terjadi mulai dari faktor manusia hingga proses operasional dengan
menggunakan metode HIRADC, metode JSA, dan metode HAZOP. Berdasarkan analisis
perhitungan tingkat nilai risiko menggunakan metode HIRADC dan JSA diperoleh hasil
sebanyak 2 pekerjaan masuk pada tingkat risiko ekstrim (extreme risk) dengan nilai
persentase sebesar 13,3%, 4 pekerjaan masuk pada tingkat risiko tinggi (high risk)
dengan nilai persentase sebesar 26,6%, 9 pekerjaan masuk pada tingkat risiko sedang
(moderate risk) dengan nilai persentase sebesar 60%, dan tidak terdapat pekerjaan yang
masuk pada tingkat risiko rendah (low risk). Sedangkan tingkat nilai risiko pada proses
operasional menggunakan metode HAZOP diperoleh hasil, yaitu terdapat 2 proses yang
memiliki nilai risiko ekstrim (extreme risk). Upaya pengendalian yang dilakukan
diantaranya seperti membuat SOP dan tata tertib tegas terkait penggunaan APD,
penambahan titik lokasi pemberian papan peringatan dan lokasi jarak aman, rutin
melakukan pemeriksaan fatik di jalan sekitar lokasi kerja, tata tertib kewajiban
pelaksanaan safety talk dan P2H, serta penyiraman di lokasi kerja dengan potensi debu
tinggi. | en_US |