| dc.description.abstract | Tanaman kelor ( Moringa oleifera ) merupakan salah satu dari banyak tanaman yang memiliki aktivitas antitirosinase yang kuat . Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit memiliki kadar melanin berlebih yang menjadikan kulit lebih gelap . Hiperpigmentasi dapat dihambat oleh metabolit turunan flavonoid yang terkandung dalam tanaman kelor . Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji perbedaan aktivitas antitirosinase dan kandungan flavonoid dari ekstrak daun dan ranting kelor terstandar dari Yogyakarta dengan dua metode ekstraksi yang berbeda . Metode : Ekstraksi pada sampel dilakukan menggunakan metode maserasi dan maserasi dengan bantuan sonikasi . Uji aktivitas antitirosinase menggunakan metode oksidasi 3,4 - dihidroksifenilalanin ( L - DOPA ) secara in vitro dan dilakukan analisis menggunakan T - Test & One Way ANOVA . Identifikasi kandungan flavonoid pada ekstrak dilakukan menggunakan UHPLC - MS / MS . Hasil : Nilai ICso yang didapat dari uji aktivitas antitirosinase dari ekstrak daun dan ranting kelor metode sonikasi berturut - turut yaitu 13318,86 , ppm , 578290,79 ppm dan yang menggunakan metode ekstraksi maserasi adalah 30658,48 , dan 16870,59 ppm . Analisis statistik menunjukkan perbedaan % inhibisi yang signifikan antara maserasi dan maserasi dengan sonikasi ( p < 0.05 ) . Identifikasi senyawa flavonoid yang terkandung dalam kedua ekstrak kelor diantaranya quercetin - 3B - D - glucoside , apigetrin , luteolin 7-0 - malonylglucoside , astragalin , rutin , quercitrin , isorhamnetin 3 - glucoside , 6 " -O - acetylisoquercitrin , nictoflorin , isoquercetin , kaempferol . Kesimpulan : Aktivitas antitirosinase daun kelor dengan bantuan sonikasi memiliki nilai ICs yang lebih poten dibanding metode maserasi . Kandungan flavonoid terdeteksi lebih banyak pada sampel daun sonikasi ( UAE ) dengan jumlah 14 metabolit . | en_US |
