dc.description.abstract | PT Sangsaka Surya Karunia merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang
pembangunan serta perbaikan jaringan kabel internet di wilayah Yogyakarta dan Magelang.
Dalam melakukan pengukuran kinerja perusahaaan menggunakan pendekatan Management by
Objective (MBO). Namun, model sistem yang diterapkan hanya berorientasi pada kinerja
karyawan serta belum menjangkau aspek pengukuran kinerja eksternal sehingga dengan
keterbatasan tersebut perusahaan mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan perbaikan
yang diakibatkan oleh aspek di luar perusahaan. Saat ini, PT Sangsaka Surya Karunia menemui
kendala dengan pihak mitra sehingga berimbas pada penurunan omzet sebesar 16% dalam
kurun waktu dua tahun terakhir. Pengukuran kinerja dengan balanced scorecard dapat
memudahkan perusahaan dalam melihat 4 perspektif pengukuran yaitu finansial, pelanggan,
bisnis internal, dan pertumbuhan serta pembelajaran. Namun, model ini perlu dikolaborasikan
dengan metode analisis pengambilan keputusan. Metode Analytic Network Process (ANP)
dapat memberikan solusi dalam menentukan alternatif yang diprioritaskan untuk perbaikan
melalui pembobotan masing-masing indikator kinerja. Terdapat 11 indikator kinerja yang
diidentifikasi dan 3 alternatif untuk perbaikan yaitu menambah jumlah pelanggan/mitra,
mengurangi biaya operasional, dan mengurangi durasi waktu proyek. Berdasarkan hasil
pembobotan dengan metode ANP diperoleh bobot perspektif keuangan sebesar 0,8248,
perspektif pelanggan sebesar 0,10734, perspektif bisnis internal sebesar 0,02803, dan perspektif
pertumbuhan serta pembelajaran sebesar 0,03984. Alternatif pilihan yang terpilih adalah
menambah jumlah pelanggan/mitra dengan skor 0,8142. Sebagai solusi alternatif dalam
menambah jumlah pelanggan/mitra, maka perusahaan perlu secara rutin meminta feedback dari
mitra serta tanggap dalam mengatasi keluhan yang dialami oleh mitra. | en_US |