dc.description.abstract | Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang dapat menyebabkan komplikasi ke berbagai macam organ salah satunya adalah otak. Bagian otak yang rentan mengalami kerusakan akibat tingginya kadar gula darah adalah hipokampus. Tatalaksana diabetes melitus saat ini menggunakan obat- obatan yang bersifat menahun, memiliki efek samping, dan tidak terfokus menangani komplikasi. Oleh karena itu, diperlukan obat alternatif dari alam salah satunya adalah jintan hitam. Akan tetapi penggunaan jintan hitam yang bersifat tidak larut air dan menggunakan rute oral memiliki keterbatasan terutama dalam absorbsi. Maka dari itu dikembangkan teknologi Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) yang dapat meningkatkan bioavailabilitas untuk molekul yang sukar larut dalam air.
Tujuan penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh ekstrak jintan hitam dalam SNEDDS dibandingkan dengan ekstrak jintan hitam tanpa SNEDDS terhadap jumlah sel piramid hipokampus Rattus norvegicus pasca induksi Diabetes melitus dengan aloksan.
Metode: Metode yang digunakan adalah penelitian true-eksperimental dengan rancangan post-test only control group design. Kelompok perlakuan diinduksi diabetes menggunakan aloksan dengan dosis 150 mg/KgBB secara intraperitoneal. Intervensi dilakukan selama 30 hari secara peroral dengan diberikan glibenclamide, plasebo, ekstrak jintan hitam dan ekstrak jintan hitam dalam sediaan SNEDDS. Perhitungan jumlah sel piramid hipokampus dilakukan dengan pembuatan preparat hematoxylin eosin (HE) dan diamati dibawah mikroskop. Analisis data hasil perhitungan menggunakan ONE WAY ANOVA. Hasil: Rerata jumlah sel pyramid hipokampus K+F (42,68), K+P (46,04), K- (40,24), P1 (42,84), P2 (40,64), P3 (41,16), P4 (41,80). Didapatkan hasil P value
0,688
Kesimpulan: Pengaruh ekstrak etanol jintan hitam dalam bentuk sediaan SNEDDS tidak lebih baik dibandingkan ekstrak etanol jintan hitam tanpa SNEDDS terhadap jumlah sel piramid hipokampus rattus norvegicus | en_US |