dc.description.abstract | Ikterus neonatorum merupakan kondisi klinis pada neonatus yang ditandai dengan perwarnaan kuning pada kulit, sklera, dan/atau membran mukosa serta disebabkan oleh hiperbilirubinemia. Kejadian ikterus neonatorum tergolong cukup tinggi di Indonesia. Berat badan lahir rendah merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian hiperbilirubinemia. Fototerapi merupakan tatalaksana yang diperlukan oleh sebagian besar pasien ikterus neonatorum. Berat badan lahir pada neonatus dimungkinkan berpengaruh terhadap durasi pemberian fototerapi.
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat badan lahir pada bayi ikterus neonatorum dengan durasi fototerapi di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 177 pasien. Kriteria inklusi penelitian ini adalah data rekam medis pasien terdiagnosis ikterus neonatorum dan/atau hiperbilirubinemia indirek serta mendapatkan fototerapi. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah ikterus neonatorum dan/atau hiperbilirubinemia indirek patologis, mendapatkan transfusi tukar, berat badan >4000 gram, dan data rekam medis tidak lengkap. Analisis data dilakukan secara univariat maupun bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil: Berdasarkan analisis univariat didapatkan karakteristik subjek penelitian ini yaitu sebagian besar dialami oleh jenis kelamin laki-laki (55,4%), usia 3-4 hari (62,7%), usia gestasi aterm (70,1%), dan berat badan lahir normal (53,7%). Uji chi-square terhadap berat badan lahir dengan durasi fototerapi didapatkan nilai p=0,302.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan lahir pada bayi ikterus neonatorum dengan durasi fototerapi di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. | en_US |