dc.description.abstract | Latar Belakang : Diabetes melitus merupakan penyakit yang menjadi masalah
penting dalam kesehatan masyarakat. Pengontrolan kadar gula darah
berkelanjutan merupakan tujuan terapi pada DM untuk mencegah komplikasi lebih
lanjut, salah satunya adalah nefropati yang menyebabkan morbiditas terbanyak
pada pasien DM. Minyak biji jintan hitam diketahui memiliki manfaat sebagai
antidiabetik. Penggunaan jintan hitam dalam bentuk sediaan SNEDDS yang
memiliki bioavaibilitas tinggi diharapkan mampu meningkatkan efek terapi dengan
toksisitas rendah pada penderita DM.
Tujuan Penelitian : Mengetahui efektivitas pemberian ekstrak etanol jintan hitam
dalam sediaan SNEDDS terhadap gambaran histologis ginjal tikus pasca induksi
diabetes dengan aloksan.
Metode Penelitian : Desain penelitian berupa true experimental dan rancangan
penelitian post-test control group design. Penelitian ini menggunakan tikus Rattus
norvegicus jantan yang dikelompokkan menjadi tujuh kelompok. Kelompok hewan
uji diinduksi menggunakan aloksan dengan dosis 150 mg/kgBB intraperitoneal dan
diintervensi selama 4 minggu. Kelompok kontrol diintervensi menggunakan
glibenclamide dan plasebo. Kelompok perlakuan akan diintervensi dengan ekstrak
biji jintan hitam (200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB) dan ekstrak biji jintan hitam
dalam sediaan SNEDDS (200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB). Ginjal tikus kemudian
diambil dan dilakukan uji histologis ginjal. Analisis data menggunakan software
statistic SPSS 24.
Hasil : Pengamatan histologis ginjal ditemukan adanya penyempitan tubulus, sel
nekrosis, dan peningkatan diameter glomerulus ginjal pada kelompok DM. Hasil
analisis, tidak ada perbedaan kelainan yang signifikan antar kelompok (p>0,05)
dengan p=0,091 pada penyempitan tubulus, p=0,067 pada sel nekrosis, dan
p=0,526 pada diameter glomerulus.
Kesimpulan : Ekstrak biji jintan hitam dalam sediaan SNEDDS tidak berpengaruh
secara signifikan pada perubahan histologis ginjal tikus. | en_US |