Show simple item record

dc.contributor.advisorDwi Ana Ratna Wati S.T., M.Eng.
dc.contributor.advisorSuatmi Murnani, S.T., M.Eng.
dc.contributor.authorDIMAS MAULANA ARBI
dc.contributor.authorFEBBY TRI ANDIKA
dc.contributor.authorNAUVAL FATA RIFKA FAKHRURROZY
dc.date.accessioned2022-11-04T05:26:37Z
dc.date.available2022-11-04T05:26:37Z
dc.date.issued2022-07-25
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/40205
dc.description.abstractKesadaran masyarakat yang meningkat terhadap kesehatan mental ditunjukkan dengan maraknya kampanye kesehatan mental dan mulai munculnya istilah seperti bipolar, anxiety, dan skizofrenia. Dalam penanganannya hanya dapat dilakukan oleh tenaga ahli, yaitu psikolog atau psikiater salah satunya melalui program konseling. Namun, terdapat permasalahan yang terjadi pada saat konseling dan mengganggu diagnosis yang diberikan kepada klien. Subjektivitas dan pemalsuan emosi sering dilakukan untuk memberikan kesan positif, dampak dari hal tersebut yaitu kurang tepatnya penanganan masalah klien oleh psikolog atau psikiater. Sehingga diperlukan alat yang dapat mengklasifikasikan emosi secara objektif. Beberapa alat untuk mengklasifikasikan kondisi psikologis seseorang telah terdapat di lokapasar, namun dengan harga yang cukup mahal. Sebelumnya, telah terdapat penelitian berupa solusi untuk mengklasifikasikan emosi berdasarkan sinyal jantung. Emosi yang diklasifikasikan yaitu emosi positif dan negatif. Selain itu, penggunaan sensor PPG yang mudah terkena gangguan dari gerakan klien yang mengakibatkan data sinyal jantung terganggu.Sehingga untuk mengatasi solusi tersebut diberikan suatu alternatif solusi yaitu Low-cost Emotion Classifier berbasis sinyal otak dan sinyal jantung yang diberi nama Xmotify Mark 2. Solusi tersebut ditujukan untuk meningkatkan ketepatan diagnosis psikolog atau psikiater. Cara kerja sistem pengklasifikasi emosi yaitu data sinyal jantung dan sinyal otak klien dilakukan perhitungan dalam model emosi yang diperoleh dari regresi logistik multinomial, dengan berupa peluang dari setiap emosi. Peluang tertinggi merupakan emosi yang dirasakan oleh klien. Namun pada tahap perancangan, sensor EEG yang digunakan tidak dapat bekerja, sehingga dalam realisasinya klasifikasi emosi didasarkan pada perubahan sinyal jantung. Kesesuaian realisasi dengan perencanaan dalam perancangan alat, secara umum mencapai 62%. Hasil dari implementasi sistem yaitu alat hanya dapat mendeteksi emosi sedih, hal tersebut dikarenakan kurangnya basis data yang digunakan untuk memodelkan setiap emosi secara akurat. Sehingga alat belum dapat digunakan sebagai acuan oleh psikolog atau psikiater untuk mendapatkan emosi secara objektif. Implementasi Xmotify Mark 2 memberi dampak terhadap aspek teknologi, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.titleXmotify Mark 2: Low-Cost Emotion Classifier Berbasis Sinyal Otak Dan Sinyal Jantungen_US
dc.Identifier.NIM18524078
dc.Identifier.NIM17524104
dc.Identifier.NIM18524070


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record