dc.description.abstract | Yogyakarta yang semakin dewasa kini kian padat, dikarenakan pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak
diseimbangi dengan ketersediaan lahan. Hal tersebut juga berpengaruh pada tingginya kebutuhan hunian,
lahan berkumpul, dan perbelanjaan. Margo Utomo sendiri mengalami kasus yang serupa dimana jalan tersebut
merupakan salah satu jalur ramai imajiner Yogyakarta, yang padat akan bangunan namun masing-masing
fungsinya belum terintegrasi satu sama lain. Grand Art Utomo Hotel yang berdiri di atas lahan seluas 9.500
m2 ini mewadahi fungsi-fungsi tersebut yaitu hunian hotel, pusat oleh-oleh dan exhibition untuk pengunjung
yang akan bepergian didekat site melalui stasiun Tugu seperti wisatawan maupun warga sekitar. Perancangan
Grand Art Utomo Hotel ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baik masyarakat maupun wisatawan
dalam satu wadah sehingga jarak tempuh berkurang dan minat pejalan kaki meningkat; memperhatikan
kenyamanan pengguna masing-masing fungsi yang berbeda karakter terutama kaitannya dengan privasi,
ditinjau dari alur sirkulasi, tata massa, dan tata ruang ; serta menerapkan prinsip-prinsip arsitektur regionalisme
antara lain memperhatikan budaya setempat di kota Yogyakarta tersebut. Dalam perancangan Grand Art
Utomo Hotel ini, perancang melakukan beberapa tahapan metode. Tahapan tersebut dimulai dari identifikasi
masalah, penetapan tema perancangan, pengumpulan data-data dan teori, analisis permasalahan dan datadata,
konsep, gambar skematik desain, pengujian desain, dan yang terakhir yaitu penyempurnaan desain.
Rancangan Grand Art Utomo Hotel ini dengan penekanan fungsi bangunan yaitu penginapan dan pusat
oleh-oleh tersebut akan memberikan wadah bagi pengunjung dan meningkatkan sektor perekonomian. | en_US |