dc.description.abstract | Perancangan Creative Hub di Prambanan, Klaten
dengan pendekatan regionalisme kritis didasari oleh
potensipotensi regional di kawasan Prambanan yang
kuat akan wisata yang bernuansa kebudayaan serta
berkembangnya sektor ekonomi kreatif di Klaten.
Namun, di lain sisi kecenderungan masyarakat di masa
sekarang telah banyak berubah ke arah hal-hal yang
bersifat modern, sehingga penghayatannya terhadap
kebudayaan dapat berkurang. Untuk memberikan
penghayatan masyarakat modern terhadap kebudayaan,
tentu kebudayaan tersebut harus memiliki daya tariknya
sendiri. Apabila ketertarikan terhadap kebudayaan masih
belum cukup tinggi, maka pengenalan kebudayaan
tersebut akan mengalami kesulitan. Untuk itu,
pendekatan regionalisme kritis pada Creative Hub ini
diterapkan sebagai jalan tengah yang dapat menjadi
penekanan dalam perancangan arsitektural dengan
menggunakan sisi-sisi modern namun didasari oleh akar
kebudayaan yang sesuai dengan potensi regional.
Creative Hubyang didalamnya diisi oleh keragaman
produk ekonomi kreatif yang dirangkum dalam satu
tempat dapat menjadi alat promosi untuk mengangkat
potensi-potensi yang berkaitan dengan pengembangan
ekonomi kreatif. Dengan fungsi rekreasi, edukasi, dan
komersial, yang dibalut oleh nuansa kebudayaan,
Creative Hub dapat menjadi titik temu antara para
pelaku ekonomi kreatif dalam mengembangkan
subsektor kriya dan subsektor seni pertunjukan. Lebih
daripada itu, dengan adanya Creative Hub, pelaku
ekonomi kreatif mampu bersiskusi, berkolaborasi,
bereksplorasi, berkreasi, menciptakan karya seni,
kemudian memamerkan, mempromosikan, hingga
menjual karyanya kepada pengunjung. Sejalan dengan
itu, pengunjung juga dapat mendapatkan pengalaman
baru dengan berekreasi, melihat langsung proses
produksi, mengikuti workshop, menghadiri event, serta
menonton pertunjukan seni. | en_US |