Pengaruh Bonggol Jagung sebagai Agregat pada Batako terhadap Aspek Teknis, Biaya produksi, dan Redaman Suara
Abstract
Dalam pembuatan batako, berat volume dapat dikurangi dengan memanfaatkan bahan-bahan
ringan seperti bonggol jagung, ampas tebu, sekam padi, dan styrofoam sebagai komponen agregat.
Pemilihan agregat tersebut juga dapat didasarkan pemanfaatan limbah organik yang ada. Penelitian
ini bertujan untuk mengetahui komposisi optimal bonggol jagung sebagai agregat batako yang
dicetak dengan mesin press batako.
Pada penelitian ini digunakan metode eksperimental yang dimulai dengan observasi bahan
susun batako, pembuatan sampel batako, dan dilanjutkan dengan pengujiannya. Terdapat 5 variasi
dengan perbandingan campuran bahan susun semen, abu batu, dan bonggol jagung yang berbeda-
beda dimana setiap variasi terdapat 8 buah sampel untuk dilakukan pengujian. Pengujian yang
dilakukan diantaranya adalah kuat desak dan penyerapan air yang mengacu pada SNI 03-0349-1989,
selain itu juga terdapat pengujian redaman suara. Kemudian dilakukan perhitungan harga jual batako
bonggol jagung agar dapat dibandingkan dengan harga bata ringan Focon di pasaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batako bonggol jagung yang dicetak dengan posisi
tidur memiliki kuat desak tertinggi pada variasi I yaitu sebesar 9,167 kg/m2 dan berat volume rata-
rata sebesar 1224,747 kg/cm2 sedangkan bata ringan Focon memiliki kuat desak 33,903 kg/m2 dan
berat volume 675 kg/cm2
. Pengujian penyerapan air yang telah dilakukan pada batako bonggol
jagung variasi I tergolong bata beton mutu I menurut SNI 03-0349-1989 yaitu sebesar 15,25%
dengan harga jual Rp6.842,- sementara bata ringan Focon memiliki daya serap air sebesar 34,081%
sehingga tergolong bata baton mutu II dengan harga jual Rp12.500,-. Daya redam suara pada batako
bonggol jagung yang paling baik adalah sebesar 34,8 dB.
Collections
- Civil Engineering [4225]