| dc.description.abstract | Latar belakang: Ekstrak jahe telah banyak digunakan sebagai analgesik,
antipiretik, antioksidan dan antiinflamasi. Namun senyawa fenol yang terkandung
dalam oleoresin jahe memiliki kelarutan yang rendah dalam air sehingga
mempengaruhi bioavailabilitas di dalam tubuh.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi, karakterisasi dan uji
stabilitas sediaan Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) ekstrak
jahe terstandar.
Metode: Ekstrak jahe terstandar diperoleh dari PT. Konimex. Adapun, pemilihan
fase minyak, surfaktan dan ko-surfaktan sebagai pembawa didasarkan pada
kemampuannya dalam melarutkan ekstrak jahe terstandar yang diamati secara
visual. Pembawa terpilih dibuat dalam 20 formula untuk menentukan daerah
nanoemulsi yang terbentuk dengan parameter %transmitan kemudian dibuat dalam
diagram fase terner. SNEDDS yang dihasilkan dikarakterisasi meliputi
%transmitan, ukuran partikel dan zeta potensial serta uji stabilitas termodinamik
dan ketahanan terhadap pengenceran serta uji stabilitas dipercepat.
Hasil: Hasil uji kelarutan menunjukkan bahwa labrasol (fase minyak), Tween 80
(surfaktan), dan PEG 400 (ko-surfaktan) memiliki kemampuan melarutkan ekstrak
tertinggi. Formula F2 merupakan formula SNEDDS ekstrakjahe terstandar terpilih
dengan komposisi pembawa 10% minyak labrasol, 70% tween 80, 20% PEG 400
dan drug loading 16% ekstrak jahe. N ilai karakterisasi yang didapatkan yaitu
ukuran partikel 83,8±2,4 nm, Polydispersity Index 0,47±0,01 dan zeta potensial
-40,6±0,1 m V. Sediaan tersebut stabil selama penyimpanan yang ditandai dengan
sediaan lolos uji stabilitas termodinamik, uji ketahanan terhadap pengenceran dan
uji stabiltas dipercepat.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa formula F2 sediaan SNEDDS ekstrak
jahe dengan pembawa 10% minyak labrasol, 70% Tween 80 dan 20% PEG 400
memenuhi karakteristik SNEDDS dan stabil selama uji stabilitas termodinamik,
uji ketahanan terhadap pengenceran dan uji stabilitas dipercepat. | en_US |
