Show simple item record

dc.contributor.advisorDrs. H.Mohammad Ibnu Mastur,MSIE
dc.contributor.authorNugraha, Wiogo Adhi
dc.date.accessioned2017-11-02T06:26:14Z
dc.date.available2017-11-02T06:26:14Z
dc.date.issued2016-11-12
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/3933
dc.description.abstractKonveksi Raja Topi merupakan salah satu usaha mikro yang bergerak dibidang produksi berbagai macam sandang seperti kaos, kemeja, topi, tas, dll. Permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam produksinya masih menghasilkan produk cacat sehingga perlu dilakukan pengendalian kualitas yaitu dengan metode six sigma. Six sigma merupakan salah satu metode dalam pengendalian kualitas dengan mengharapkan 3,4 DPMO. Pengendalian kualitas six sigma menggunakan tahapan DMAIC untuk mengetahui karakteristik cacat produk, tingkat cacat produk, faktor yang menyebabkan cacat produk dan perbaikan terhadap faktor penyebab cacat produk tersebut. Karakteristik cacat produk pada produk topi yang dominan yaitu cacat bordir miring dan rusak, jahitan tidak rapi dan robek, dan pemasangan caps topi miring dan patah. Tingkat cacat atribut produk topi konveksi Raja Topi sebesar 20.222 DPMO dengan tingkat 3,55 sigma. Produk topi memiliki empat variabel yaitu variabel keliling lingkaran topi sebesar 49.329 DPMO pada tingkat 3,15 sigma, variabel panjang caps topi sebesar 21.281 DPMO pada tingkat 3,52 sigma, variabel lebar caps topi sebesar 68.927 DPMO pada tingkat 2,98 sigma, dan variabel tinggi topi sebesar 34.400 DPMO pada tingkat 3,31 sigma. Tingkat sigma yang dicapai perusahaan sudah sesuai dengan standar sigma untuk perusahaan di Indonesia. Faktor yang menyebabkan cacat bordir pada produk topi yaitu faktor manusia yang kurang teliti dalam pemasangan frame, faktor mesin pada proses pergantian benang dan benang tersumbat, faktor metode kerja pemidangan tidak sesuai dengan desain, setelan jarum bordir yang tidak sesuai dengan bahan kain yang dibordir dan jarum tumpul, bahan baku yang berbeda-beda, dan pencahayaan kurang. Tingginya cacat pada variabel lebar caps topi disebabkan oleh proses pemotongan bahan bergeser dan lipatan kain pada proses jahit yang bervariasi. memberikan motivasi kerja pada karyawan dengan memberikan bonus, melakukan perawatan dan pembersihan mesin secara teratur, melakukan setelan jarum bordir sesuai bahan kain dan mengganti jarum secara teratur, pembuatan templet mengenai setelan jarum dan kecepatan mesin dengan jenis kain, prosedur bordir mulai dari pembuatan desain, pemidangan sampai pada proses bordir, serta memasang lampu pada bidang kerja atau mesin.memberikan alat penjepit bahan agar pada proses pemindahan desain keatas pola dan tahap pemotongan bahan tidak bergeser.id
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaid
dc.subjectKualitasid
dc.subjectSix sigmaid
dc.subjectDPMOid
dc.titleAnalisis Kualitas Produk dalam Upaya Meminimalkan Produk Cacat dengan Menggunakan Metode Six Sigma (Studi Kasus pada Konveksi Raja Topi)id
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record