Show simple item record

dc.contributor.authorTsany, Favian Handry 18711040
dc.date.accessioned2022-09-05T01:42:30Z
dc.date.available2022-09-05T01:42:30Z
dc.date.issued2022-01-31
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/38985
dc.description.abstractPenyakit diabetes melitus (DM) memiliki angka mortalitas tinggi, mencapai 4,2 juta orang di usia 20-79 tahun pada tahun 2019. Tingginya angka tersebut sebagian besar diakibatkan komplikasi penyakit kardiovaskular, yakni adanya pembentukan plak pada arteri (aterosklerosis). Kadar LDL yang tinggi pada orang DM dengan kontrol glikemik yang buruk merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko aterosklerosis. Maka dari itu, dibutuhkan suatu terapi herbal yang memiliki manfaat sebagai antidiabetogenik dan antihiperlipidemia, salah satunya menggunakan biji jintan hitam (Nigella sativa). Akan tetapi, berbagai tanaman obat termasuk biji jintan hitam memiliki tingkat kelarutan dan bioavailabilitas yang rendah terutama dalam sediaan oral. Oleh karena itu, penggunaan Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) sebagai teknologi distribusi obat dipercaya dapat mengatasi masalah tersebut. Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) dalam SNEDDS dibandingkan dengan ekstrak jintan hitam tanpa SNEDDS terhadap kadar LDL tikus Rattus norvegicus pasca induksi diabetes melitus dengan aloksan. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan posttest controlled group design. Sampel penelitian sebanyak 35 ekor Rattus norvegicus umur 8 minggu yang dibagi menjadi 7 kelompok, di antaranya: kelompok KF: fisiologis (tanpa induksi aloksan) dan tanpa perlakuan; kelompok KP: patologis (dengan induksi aloksan) dan diterapi glibenklamid; kelompok K-: patologis dan diberikan plasebo; kelompok P1: patologi dan perlakuan ekstrak jintan hitam 200 mg/kgbb; kelompok P2: patologi dan perlakuan ekstrak jintan hitam 400 mg/kgbb; kelompok P3: patologi dan perlakuan SNEDDS jintan hitam 200 mg/kgbb; kelompok P4: patologi dan perlakuan SNEDDS jintan hitam 400 mg/kgbb. Setelah perlakuan selama 30 hari, dilakukan pengambilan dan analisis seluruh sampel darah tikus. Hasil: Rerata kadar LDL masing-masing kelompok: KF sebesar 27,18 ± 2,65; KP sebesar 25,16 ± 6,00; K- sebesar 24,46 ± 5,37; P1 sebesar 21,9 ± 6,67; P2 sebesar 20,64 ± 4,65; sebesar P3 21,54 ± 9,41; dan P4 sebesar 27,80 ± 7,37. Hasil uji statistik One Way Anova pada seluruh kelompok perlakuan menunjukkan nilai p = 0,374 (p > 0,05). Simpulan: Pemberian ekstrak jintan hitam dalam sediaan SNEDDS dan tanpa SNEDDS tidak secara signifikan berpengaruh terhadap kadar LDL tikus Rattus norvegicus pasca induksi DM dengan aloksan selama satu bulan.  en_US
dc.description.sponsorshipdr. Syaefudin Ali Akhmad, M.Scen_US
dc.publisherFakultas Kedokteran UIIen_US
dc.subjectSNEDDSen_US
dc.subjectNigella sativaen_US
dc.subjectDiabetes melitusen_US
dc.titlePengaruh Ekstrak Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dalam Sedian Self-Nanoemulsifying Delivery Drugs System (Snedds) Terhadap Kadar Low Density Lipoprotein Tikus Rattus Norvegicus Pasca Induksi Diabetes Melitus Dengan Aloksanen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record