Show simple item record

dc.contributor.advisorDyah Hendrawati, S.T., M.Sc., GP
dc.contributor.authorMOCHAMAD AMIRUL MUKMININ
dc.date.accessioned2022-08-22T02:57:59Z
dc.date.available2022-08-22T02:57:59Z
dc.date.issued2022-01-31
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/38772
dc.description.abstractIndonesia adalah negara kepulauan yang memiliki lebih kurang 17.000 pulau yang di huni 270 juta jiwa,hal ini menunjukan jumlah yang cukup besar Indonesia memasuki urutan ke empat sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia. Indonesia menjadi daya tarik dunia internasional karena keindahan alamnya dan budayanya. Potensi wisata yang cukup menarik salah satunya adalah konservasi orang utan atau lebih dikenal dengan Tanjong Puting. Tanjong putting tererletak di Kaliamntan Tengah dan satu satunya jalan aksesnya adalah dari pangkalan bun. perkemabangan pengunjung pariwisata Pangkalan Bun dari tahun ketahuan, kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara dari tahun 2011-2017, pada tahun 2011 jumlah wisatawan Mancanegara 5.444 orang dan pada 2017 mengalami peningkatan pesat menjadi 14.933 orang. Sedangkan untuk wisatawan domestik pada tahun 2011 3.102 orang dan pada 2017 mengalami peningkatan hinga 9.760 orang. Akan tetapi peningkatan jumlah pengunjung dari tahun 2011-2018 tidak diimbangi dengan perkembangan jumlah hotel. Menurut data dari dinas pariwisata jumlah hotel pada tahun 2018 penyediaan fasilitas jasa akomondasi di Kotawaringin Barat antara lain hotel bintang 3 (*** ) sebanyak 1 buah, hotel bintang 2 (**) sebanyak 1 buah, hotel bintang 1 (*) sebanyak 1 buah . Sedangkan untuk hotel melati sebanyak 35 buah. Dengan demikian, penigkatan 3x kali lipat jumlah pengunjung yang tidak diikuti dengan perkembangan dan peningkatan jumlah akomondasi hotel. Kendati demikian kegiatan pariwisata adalah kegiatan ekonomi yang sangat sensitive terhadap ketersedian akomndasi terutama penginapan, dengan kekurangan akomondasi dapat menyebabkan penurunan bagi wisataawan. Hal yang menjadi permasalahaan lainya adalah kejadian bencana alam. Adapun bencana yang tercatat oleh Badan Pusat tatistika adalah tanah longsor, banjir,air pasang,kebakaran hutan dan angin putting beliung. Untuk merespon permasalahan tersebut maka dapat memanfaatan elemen air dan kontur tanah dalam perancangan. Sistem resiliensi struktur merupakan upaya dalam menagani isu permasalahaan bencana banjir pada kawasan tersebut. Selain itu untuk merespon bencana banjir pada kawasan tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan struktur apung, panggung dan amphibi dengan pendekatan yang menitik beratkan bagaimana merespon iklim dan lingkungan pada tapak dengan pendekatan tersebut diharapkan menciptakan kenyamanan dan keamanan bangunan bagi pengunjung.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectWisatawanen_US
dc.subjectBencanaen_US
dc.subjectBanjiren_US
dc.subjectResorten_US
dc.subjectResilien Arsitekturen_US
dc.subjectFloating Structureen_US
dc.subjectAmphibie Structureen_US
dc.subjectStage Structureen_US
dc.titlePerancangan Resort Pada Kawasan Rawan Bencana Banjir Dengan Pendekatan Resiliensi Struktur Arsitektur Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah Design Of Resort In Flood Disaster Areas With Structural Resilience Approach Of Pangkalan Bun Architecture, Central Kalimantanen_US
dc.Identifier.NIM165121113


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record