Show simple item record

dc.contributor.authorAgusti, Santria
dc.date.accessioned2022-08-11T01:20:29Z
dc.date.available2022-08-11T01:20:29Z
dc.date.issued2022-04-13
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/38413
dc.description.abstractKekerasan kultural merupakan bagian dari pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) salah satunya terjadi di kawasan Asia Selatan yaitu India. Fenomena kekerasan kultural terhadap perempuan di India khususnya pada kasta Dalit menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas. Di mana kekerasan yang dihadapi perempuan Dalit di India sudah terjadi sejak zaman kuno hingga sekarang pada masa pemerintahan Narendra Modi. Pemerintahan Modi tidak dapat memberikan perubahan yang besar terhadap hidup dan hak-hak perempuan Dalit. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya kebijakan yang membuat perempuan Dalit menderita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana terjadinya kekerasan terhadap perempuan Dalit India di pemerintahan Modi menggunakan teori kekerasan kultural yang dicetuskan oleh Johan Galtung, dalam penelitian ini ditemukan bahwa nilai agama menjadi faktor yang dominan mendorong terjadinya kekerasan kultural terhadap perempuan Dalit India. Selain itu, tingkat patriarki yang tinggi menjelaskan seolah kekerasan kultural ini merupakan sebuah fenomena yang tidak akan pernah berhenti setiap era pemerintah.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPerempuan Dalit Indiaen_US
dc.subjectKekerasan Kulturalen_US
dc.subjectNarendra Modien_US
dc.titleAnalisis Kekerasan Kultural Pada Perempuan Dalit India Di Era Pemerintahan Narendra Modien_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record