dc.description.abstract | Data curah hujan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
debit aliran sungai yang sering kali diperoleh melalui stasiun pengukur hujan
berbasis ground station karena paling akurat, tetapi sering tidak merata di daerah
tertentu dikarenakan kondisi iklim, ekonomi, dan kondisi pembatas lainnya. Selain
itu, data curah hujan (temporal dan spasial) jarang atau tidak ada untuk beberapa
negara terutama di negara berkembang. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan
studi penggunaan data curah hujan dengan teknologi remote sensing (satelit)
sebagai pelengkap data yaitu TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) yang
menghasilkan data presipitasi (hujan) secara nasional semenjak tahun 1998 dalam
bentuk hujan harian. Penelitian ini bertujuan mengetahui debit harian dan performa
model SWAT dalam memodelkan suatu DAS menggunakan data curah hujan
TRMM dengan resolusi spasial yang berbeda yaitu 15 km, 10 km dan 5 km.
Penelitian ini akan menganalisa debit Sungai Progo dengan outlet Bendung
Sapon dengan periode simulasi selama tiga tahun, yakni dari tahun 2013 sampai
tahun 2015 dilakukan melalui empat tahapan yaitu deliniasi DAS, pembentukan
hydrological response unit (HRU), pengolahan data dan simulasi model serta
pengujian hasil simulasi berdasarkan parameter statistik R
2
dan efisiensi model NS.
Dari simulasi ini diketahui bahwa perbandingan hasil kalibrasi dan validasi
debit simulasi dan debit observasi lapangan pada tahun 2013 sampai tahun 2015
menunjukkan angka korelasi yang baik untuk ketiga resolusi spasial. Dimana hasil
yang diperoleh untuk resolusi spasial 15 km memiliki nilai R
2
0,77, 0,80, dan 0,89
dan NS memiliki nilai 0,39, 0,28 dan 0,52. Hasil untuk resolusi spasial 10 km
memiliki nilai R
2
0,78, 0,79 dan 0,95 dan NS memiliki nilai 0,37, 0,28 dan 0,56.
Hasil untuk resolusi spasial 5 km memiliki nilai R
2
0,85, 0,82 dan 0,91 dan NS
memiliki nilai 0,47, 0,24 dan 0,56. | en_US |