Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. Kasam, M.T.
dc.contributor.authorINDAH FATHIKASARI
dc.date.accessioned2022-06-21T04:12:47Z
dc.date.available2022-06-21T04:12:47Z
dc.date.issued2022-01-24
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/37813
dc.description.abstractKebakaran hutan merupakan salah satu faktor yang dapat berdampak pada berkurangnya unsur hara pada tanah gambut. Tanah gambut mengandung sejumlah kecil unsur hara akan tetapi pada kasus kebakaran lahan, unsur hara yang terkandung di dalam tanah gambut berkurang dan kandungan logam beratnya meningkat. Untuk itu diperlukan restorasi dengan mengembalikan kesuburan tanah. Penelitian skala rumah kaca dengan lahan gambut terbakar menggunakan bahan bakteri endofit dan bahan pembenah tanah (kitosan, asam humat, dan slow release organic paramagnetic) terhadap tanaman Melaleuca leucadendra untuk pertimbangan restorasi. Metode restorasi yang digunakan yaitu bioremediasi. Metode analisa yang digunakan yaitu pendekatan standar error dan melihat kecenderungan dari pertumbuhan tanaman, reduksi logam (Fe, Mn,Zn), peningkatan pH, ketersediaan phosphate, dan penyerapan phosphate oleh tanaman. Berdasarkan penelitian didapat pertumbuhan tanaman dengan perlakuan kitosan dan endofit mampu meningkatkan biomassa tanaman, mengurangi konsentrasi Mn hingga 65% dan Zn hingga 60% , membantu meningkatkan pH aktual (H2O) menjadi 4,8783, membantu meningkatkan pH KCl menjadi 3,0297 , meningkatkan serapan konsentrasi phosphate pada batang Melaleuca leucadendra hingga 0.024 %, dan menyediakan phosphate tersedia hingga 65,89 mg/kg.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAsam Humaten_US
dc.subjectEndofiten_US
dc.subjectKitosanen_US
dc.subjectMelaleuca leucadendraen_US
dc.subjectSROPen_US
dc.titlePotensi Bakteri Endofit Dengan Bahan Pembenah Tanah Untuk Restorasi Lahan Gambut Terbakar : Percobaan Skala Rumah Kacaen_US
dc.Identifier.NIM17513020


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record