Hubungan Self-Compassion Dan Stres Pada Penyandang Tunadaksa Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Abstract

Manusia dengan disabilitas salah satunya tunadaksa memiliki kondisi psikologis tersendiri seperti stres yang dialami sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan korelasi antara self-compassion dan stres pada penyandangtunadaksa. Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan yang negatif signifikan antara self- compassion dan stres pada tunadaksa. Sebanyak 100 penyandang tunadaksa yang berusia 18 tahun ke atas di Daerah Istimewa Yogyakarta berpartisipasi dalam penelitian ini. Skala self-compassion yang digunakan adalah Self-compassion Scale Short-Form oleh Neff (2011) dan skala stres yang digunakan adalah Stress Sub- scale Depression Anxiety and Stress oleh Lovibond dan Lovibond (1995). Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik uji korelasi non-parametric yang menunjukkan hasil adanya hubungan negatif dan signifikan antara self- compassion dan stres pada penyandang tunadaksa (r= -0.304, p= 0.002). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi self-compassion pada penyandang tunadaksa maka akan berdampak pada stres yang dialami penyandang juga semakin rendah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi negatif sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Selain itu, dalam penelitian ini juga ditemukan adanya pengaruh positif terbesar dari self-compassion yaitu overidentification terhadap stres terdapat pada over-reactive pada stres.