Model Joint Economic Lot Size Untuk Sistem Produksi Tidak Sempurna Dengan Permintaan Probabilistik, Percepatan Lead-Time, Dan Layanan Pick-Up (Studi Kasus: Pt. El-Rahma Batik & Titin Batik)
Abstract
Tesis ini mengembangkan model persediaan yang terintegrasi dalam sebuah sistem rantai
pasok. Penelitian ini mensintesis tiga penelitian terdahulu yaitu Wangsa dan Wee (2017),
Sarkar & Giri (2020), dan Tiwari et al. (2020). Penelitian ini memperkenalkan 3 (tiga)
model baru yang saling berhubungan dan berkelanjutan. Dalam model tersebut
mempertimbangkan adanya kondisi, seperti: permintaan yang probabilistik, proses
produksi yang mengalami penurunan sehingga menghasilkan produk cacat dengan
probabilitas tertentu, adanya investasi perbaikan kualitas proses produksi untuk menekan
biaya rework dan probabilitas produk cacat, percepatan lead time, backorder price
discount (BPD), dan investasi penurunan terhadap biaya pesan dan biaya setup serta
mempertimbangkan biaya logistik dan kebijakan pick-up service. Model-model telah
diimplementasikan pada sebuah rantai pasok 2 eselon yang terdiri dari El-Rahma Batik
sebagai pemasok tunggal produk pakaian batik dan Titin Batik sebagai pembeli
tunggalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah meminimiasi total biaya gabungan (JTEC).
Pada Model I, variabel keputusan yang dioptimalkan adalah ukuran lot pemesanan
gabungan, ukuran lot produksi, safety factor (untuk mengoptimalkan safety stock dan
shortage), lead time, dan probabilitas out-of-control. Selanjutnya, Model II merupakan
pengembangan dari Model I dengan mengoptimalkan variabel keputusan yang sama dari
Model I dan biaya backorder. Terakhir, Model III merupakan pengembangan
berkelanjutan dari Model II yang mengoptimalkan biaya pesan dan biaya setup dengan
adanya investasi. Selanjutnya dari ketiga model tersebut dioptimalkan untuk setiap
variabel-variabel keputusan dengan menggunakan metode diferensial. Hasil dari
penelitian ini diperoleh Model I memberikan penghematan pada total biaya sistem sebesar
Rp 94.617.858,36/tahun atau 17,28% dibandingkan dari hasil model dasar. Selanjutnya
pada Model II memberikan penghematan total biaya sistem sebesar Rp 629.071,48/tahun
atau 0,14% dibandingkan dari model I. Terakhir pada Model III memberikan
penghematan total biaya sistem yang cukup signifikan dari model II yaitu sebesar Rp
26.979.729,66/tahun (5,96%). Model-model ini dilakukan pengembangan secara
berkelanjutan agar dapat menjadi tambahan wawasan untuk pengambil keputusan suatu
perusahaan dalam mengoptimalkan biaya dengan mempertimbangkan sumberdaya yang
dimiliki perusahaan. Sehingga model-model ini dapat juga diimplementasikan pada
perusahaan yang lain secara bertahap.
Collections
- Industrial Engineering [2224]