dc.description.abstract | Perancangan apartemen new normal ini bertujuan untuk mewadahi kebutuhan tempat tinggal para pekerja kelas
menengah di bagian barat Kota Surabaya seiring semakin berkembangnya permukiman dan infrastruktur di wilayah
tersebut dan adanya ketidakseimbangan dengan tersedianya hunian. Bersamaan dengan hal tersebut kondisi pandemi
Covid-19 yang masih dihadapi masyarakat mengarahkan pada tatanan new normal. Perancangan ini juga menerapkan konsep
green building sebagai pendekatan dalam merancang sebagai upaya mengurangi penyebab adanya fenomena urban heat island
di Kota Surabaya.
Metode perancangan apartemen new normal ini diawali dengan adanya isu urban heat island di Kota Surabaya,
perkembangan bagian barat kota Surabaya yang diikuti dengan bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja dan
meningkatnya kebutuhan hunian, serta kondisi pandemi Covid-19 dan adanya konsep hunian adaptif new normal. Kemudian
dilakukan penelusuran sehingga ditemukan variabel desain berupa perancangan apartemen sewa dan pendekatan konsep
green building (sub-variabel berupa konsep hunian adaptif new normal dan perencanaan pada lahan dan bangunan), parameter,
strategi desain berupa tata ruang, tata massa dan fasad bangunan, tata lanskap, struktur dan infrastruktur, dan material
bangunan, hingga menjadi konsep desain. Setelah konsep desain tersebut dibuat skematik desain dan kemudian desain
tersebut diuji untuk mengetahui tingkat keberhasilan desain.
Berdasarkan pada konsep dan skematik desain menghasilkan perancangan berupa apartemen new normal terdiri dari
10 lantai hunian, 2 lantai komersial, 2 lantai basemen, dan 1 lantai rooftop dengan property size yang terdiri dari 64.17% rentable
area (hunian), 6.59% rentable area (fasilitas komersial), 5.9% ruang manajemen dan pendukungnya, 18.38% untuk penyediaan
sirkulasi dan parkir, serta 4.96% untuk ruang servis dan MEE, dengan menyediakan 163 unit hunian terdiri dari 74 unit
studio, 67 unit 2 bedroom, dan 22 unit 3 bedroom. Perancangan ini menerapkan pendekatan konsep green building pada kriteria
greenship tools oleh GBCI pada kategori tepat guna lahan dan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Massa bangunan
diorientasikan pada azimuth 112,5
0
dan 95
0
yaitu pada waktu sebelum jam 10.00 untuk mendapatkan sinar UV matahari
pagi sebagai waktu yang tepat untuk mendapatkan vitamin D dan pengadaan koridor dan lubang pada tengah massa guna
memaksimalkan pendinginan pada bangunan dan meningkatkan kenyamanan termal. Dan penerapan green roof dan green
fasad untuk memaksimalkan area hijau pada lahan dan bangunan. Sehingga pada hasil uji desain, perhitungan kualitas udara
laju ventilasi pada 14 jenis ruang mencapai keberhasilan 86% yang sesuai dengan standar ASHRAE, sebanyak 91.4% unit
hunian mencapai keberhasilan pengujian kesehatan ruang untuk berjemur mulai dari matahari terbit hingga pukul 10 pagi
di balkon, pencahayaan daylighting untuk kenyamanan mental pengguna mencapai keberhasilan rata-rata 75% pada lantai
hunian, dan sebanyak 88.01% dari luasan Nett Lettable Area dapat mengakses visual keluar bangunan. Sedangkan area hijau
pada lanskap dan bangunan sebanyak 53.91%, luas tapak 23.39%, serta jalan dan area parkir 22.69%, dan penggunaan
material dengan nilai albedo diatas 0.3 yaitu pada area atap dengan nilai albedo 0.66 dan area non-atap 0.44. Sehingga
berdasarkan rekapitulasi seluruh hasil pengujian desain pada apartemen new normal dapat dinyatakan berhasil 93.91% sesuai
dengan persyaratan dan standar yang ditetapkan. | en_US |