Show simple item record

dc.contributor.advisorH. Taufiq Immawan ST.,M.M.
dc.contributor.authorMudha Kurniawan
dc.date.accessioned2022-01-24T05:44:28Z
dc.date.available2022-01-24T05:44:28Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle.net/123456789/35992
dc.description.abstractGula merah merupakan bentuk dari suatu energi sederhana dari pengolahan tebu dan menjadi komoditas perdagangan yang utama. Penggunaan gula di Indonesia sudah ada sejak ratusan yang lau dengan pemakaian sari palma, nira kelapa, dan siwalan. Sebagai salah satu komoditas perdagangan utama para pelaku usaha industri kecil dan menengah pembuatan gula merah tebu ini masih asing dengan pemanfaatan nilai tambah sebagai alat untuk perencanaan peningkatan keuntungan maupun evaluasi hasil usaha.Salah satu industri yang masih asing asing dengan adanya faktor nilai tambah tersebut adalah industri kecil dan menengah yang ada di Kecamatan Kebonsari, Magetan, Jawa Timur.Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis nilai tambah, analisis finansial, dan analisis koefisien usaha.Industri gula merah tebu yang dikaji termasuk kelompok industri kecil non formal. Dari usaha yang telah dijalankan ini didapatkan value added dalam pembuatan gula merah tebu sebesar Rp 545,46/kg tebu dan setelah dilakukan reengineering adalah sebesar Rp 755,46. Secara finansial usaha pembuatan gula merah tebu ini menguntungkan bagi pemiliknya, karena jumlah produksi aktual sebesar 960 kg/hari atau 24.960 kg/bulan dan penerimaan sebesar Rp 8.640.000/hari atau sebesar Rp 224.640.000/bulan telah melampaui titik impas produksinya sebesar 102,556 kg/hari atau 2.666,456 kg/bulan dan titik impas penerimaannya sebesar Rp 923.007,47/hari atau Rp 23.998.194,22/bulan. Dan secara finansial setelah dilakukan reengineering usaha tersebut masih menguntungkan bagi pemiliknya, karena jumlah produksi aktual sebesar 1200 kg per hari atau 31.200 kg per bulan, dan penerimaan aktual sebesar Rp 10.320.000,00 per hari atau Rp 268.320.000,00 per bulan telah melampaui titik impas produksinya sebesar 64,096 kg per hari atau 1.666,496 kg per bulan dan titik impas penerimaannya sebesar Rp 551.227,41 per hari atau Rp 14.331.913,00.Dan secara efisiensi usaha, industri pembuatan gula merah tebu ini sudah dilakukan secara efisien dengan ditunjukkan oleh nilai R-C ratio lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,737 dan setelah dilakukan reengineering usaha pembuatan gula merah juga sudah efisien dengan ditunjukkan oleh nilai R-C ratio lebih besar dari 1 yaitu 2,20. Kata Kunci : Analisis finansial, nilai tambah, produksi, penerimaan, efisienen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnalisis finansialen_US
dc.subjectnilai tambahen_US
dc.subjectproduksien_US
dc.subjectpenerimaanen_US
dc.subjectefisienen_US
dc.titleAnalisis Finansial Pada Reengineering Proses Bisnis Pembuatan Gula Merah Tebu (Studi Kasus di Kecamatan Kebonsari, Magetan, Jawa Timur)en_US
dc.Identifier.NIM07522124


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record