dc.description.abstract | Bertambahnya usia dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif salah satunya adalah
hipertensi. Salah satu faktor risiko pengobatan pada geriatri adalah polifarmasi. Interaksi obat
dapat menimbulkan masalah klinik pada obat yang memerlukan pengaturan yang teliti,
contohnya pada penggunaan antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara jumlah obat yang diterima dan penyakit penyerta dengan potensi interaksi
obat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan
rancangan penelitian cross sectional (potong lintang). Pengambilan data dilakukan secara
retrospektif dengan menggunakan populasi terjangkau yang memenuhi kriteria,
yaitupenentuan hubungan antara jumlah zat aktif obat dan jumlah penyakit penyerta dengan
potensi interaksi obat dianalisis menggunakan regresi linear. Antihipertensi yang paling
banyak diresepkan dalam bentuk tunggal (35,47%), amlodipin antihipertensi yang paling
banyak diresepkan (46,37%).Dari jumlah tersebut sebanyak 51,27%diantaranya terdapat 1
potensi interaksi obat, potensi interaksi obat paling banyak berada pada level signifikansi 4
(45,78%). Hasil analisis regresi linear menunjukkan adanya hubungan antara banyaknya zat
aktif obat dengan jumlah potensi interaksi obat yang dapat dinotasikan dengan persamaan y =
0,365 x - 0,571 namun hubungan tersebut lemah karena korelasi pearson (r)0,537.Hubungan
antara banyaknya penyakit penyerta dengan potensi interaksi obat yang dapat dinotasikan
dengan persamaan y = 0,134x + 0,811 namun hubungan tersebut sangat lemah karena
korelasi pearson (r) 0,085.
Kata kunci: interaksi obat, hipertensi, geriatri, rawat jalan, RSUD Sleman | en_US |