Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. Sukarno, SU
dc.contributor.authorIke Yulandari Putri
dc.date.accessioned2021-11-25T05:51:27Z
dc.date.available2021-11-25T05:51:27Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/34673
dc.description.abstractPeningkatan jumlah penduduk dan peran kendaraan sebagai kebutuhan primer mengakibatkan tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan kelancaran lalu lintas, misalnya kemacetan, kecelakaan, dan polusi udara. Sleman merupakan salah satu kabupaten di DIY yang mengalami peningkatan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari padatnya lalu lintas pada simpang, salah satunya adalah simpang Condongcatur. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui kinerja simpang Condongcatur berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Apabila hasilnya kurang memenuhi syarat, maka dicari alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah pada simpang bersinyal tersebut berdasarkan MKJI 1997, TRRL (Transport Road Research Laboratory) 1984, dan Highway Capacity Manual (HCM) 2000. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data-data yang tersedia. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling (tidak acak). Data yang diperoleh dapat diambil dari beberapa sumber. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sekunder. Data primer dan sekunder tersebut kemudian dianalisis menggunakan MKJI 1997. Bila hasil analisis kurang memenuhi syarat, maka dicari alternatif pemecahan masalah yang berpedoman pada MKJI 1997, TRRL 1984, dan HCM 2000. Dari hasil alternatif pemecahan masalah tersebut, kemudian dilakukan analisis terhadap simpang Condongcatur pada tahun 2016. Hasil analisis pada kondisi eksisting menunjukkan bahwa kinerja simpang Condongcatur masih buruk, dengan kapasitas rata-rata sebesar 640 smp/jam, derajat kejenuhan tertinggi sebesar 1,96, dan tundaan simpang rata-rata sebesar 274,4 det/smp. Upaya perbaikan kinerja simpang Condongcatur dilakukan dengan merubah bentuk simpang menjadi bundaran yang berpedoman pada MKJI 1997, TRRL (Transport Road Research Laboratory) 1984, dan Highway Capacity Manual (HCM) 2000. Dari ketiga alternatif tersebut, yang terpilih adalah analisis bundaran yang berpedoman pada MKJI 1997. Alternatif ini menghasilkan kapasitas rata-rata sebesar 6910 smp/jam, derajat kejenuhan bundaran sebesar 0,75, tundaan bundaran rata-rata sebesar 12,04 det/smp, serta peluang antrian bundaran sebesar 15-35%. Analisis kinerja bundaran Condongcatur pada tahun 2016 berpedoaman pada MKJI 1997 yang menghasilakan kapasitas rata-rata sebesar 12533 smp/jam, derajat kejenuhan bundaran sebesar 0,74, tundaan bundaran rata-rata sebesar 16,46 det/smp, serta peluang antrian bundaran sebesar 15-34%. Kata kunci: Arus Lalu Lintas, Kapasitas, Derajat Kejenuhan, Tundaan, Antrian, dan Bundaranen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectArus Lalu Lintasen_US
dc.subjectKapasitasen_US
dc.subjectDerajat Kejenuhanen_US
dc.subjectTundaanen_US
dc.subjectAntrianen_US
dc.subjectBundaranen_US
dc.titleAnalisis Kinerja Simpang Bersinyal Condongcatur, Yogyakartaen_US
dc.Identifier.NIM07511080


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record