dc.description.abstract | Peningkatan jumlah penduduk dan peran kendaraan sebagai kebutuhan primer mengakibatkan
tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan kelancaran
lalu lintas, misalnya kemacetan, kecelakaan, dan polusi udara. Sleman merupakan salah satu
kabupaten di DIY yang mengalami peningkatan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari padatnya lalu lintas pada simpang, salah satunya adalah simpang Condongcatur.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui
kinerja simpang Condongcatur berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
Apabila hasilnya kurang memenuhi syarat, maka dicari alternatif yang tepat untuk memecahkan
masalah pada simpang bersinyal tersebut berdasarkan MKJI 1997, TRRL (Transport Road
Research Laboratory) 1984, dan Highway Capacity Manual (HCM) 2000.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah jenis penelitian
yang berusaha menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data-data yang tersedia. Cara
pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling (tidak acak).
Data yang diperoleh dapat diambil dari beberapa sumber. Sumber yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber primer dan sekunder. Data primer dan sekunder tersebut kemudian
dianalisis menggunakan MKJI 1997. Bila hasil analisis kurang memenuhi syarat, maka dicari
alternatif pemecahan masalah yang berpedoman pada MKJI 1997, TRRL 1984, dan HCM 2000.
Dari hasil alternatif pemecahan masalah tersebut, kemudian dilakukan analisis terhadap simpang
Condongcatur pada tahun 2016.
Hasil analisis pada kondisi eksisting menunjukkan bahwa kinerja simpang Condongcatur masih
buruk, dengan kapasitas rata-rata sebesar 640 smp/jam, derajat kejenuhan tertinggi sebesar 1,96,
dan tundaan simpang rata-rata sebesar 274,4 det/smp. Upaya perbaikan kinerja simpang
Condongcatur dilakukan dengan merubah bentuk simpang menjadi bundaran yang berpedoman
pada MKJI 1997, TRRL (Transport Road Research Laboratory) 1984, dan Highway Capacity
Manual (HCM) 2000. Dari ketiga alternatif tersebut, yang terpilih adalah analisis bundaran yang
berpedoman pada MKJI 1997. Alternatif ini menghasilkan kapasitas rata-rata sebesar 6910
smp/jam, derajat kejenuhan bundaran sebesar 0,75, tundaan bundaran rata-rata sebesar 12,04
det/smp, serta peluang antrian bundaran sebesar 15-35%. Analisis kinerja bundaran Condongcatur
pada tahun 2016 berpedoaman pada MKJI 1997 yang menghasilakan kapasitas rata-rata sebesar
12533 smp/jam, derajat kejenuhan bundaran sebesar 0,74, tundaan bundaran rata-rata sebesar
16,46 det/smp, serta peluang antrian bundaran sebesar 15-34%.
Kata kunci: Arus Lalu Lintas, Kapasitas, Derajat Kejenuhan, Tundaan, Antrian, dan Bundaran | en_US |