Show simple item record

dc.contributor.authorNahdi, Amir Ali
dc.date.accessioned2017-08-16T03:18:56Z
dc.date.available2017-08-16T03:18:56Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/3466
dc.description.abstractPermintaan dari pemerintah kepada setiap kepala daerah untuk membantu mengembangkan sektor kerajinan tangan di daerahnya supaya bisa dipasarkan secara lebih luas. Sebab selama ini, yang menjadi kendala bagi para perajin adalah keberadaan lokasi pemasaran, promosi. dan perdagangan yang menyebar dan tidak memusat, lokasi para pengrajin dan konsumen potensial yang berjauhan, kurangnya memahami arti pentingnya usaha bersama, berkoperasi dsb, sehingga sering timbul persaingan yang kuat dan yang lemah dan juga sikap tertutup dalam usaha memajukan usahanya. Penguasaan teknik produksi yang kurang, sehingga dasar keterampilannya kurang berkembang dan peralatan produksi yang sederhana dan kurang memadai. Kontrol kualitas produk yang kurang, dapat mengakibatkan menurunnya konsumen. Salah satu diantara kerajinan tangan yang berhasil menembus pasar ekspor dunia adalah kerajinan bamboo. Sayangnya, pemanfaatan bambu masih sebatas untuk pemukiman dan masih minim dikembangkan untuk berbagai jenis kerajinan tangan yang dapat diekspor seperti di daerah lain. Di Yogyakarta budi daya tanaman bambu juga belum dikelola secara profesional namun masih dibiarkan secara liar di lahan-lahan pertanian yang tidak terpakai. Namun demikian, jika tanaman bambu diolah untuk berbagai kerajinan dan keperluan rumah tangga maka akan diperoleh nilai tambah yang sangat besar, Untuk itu, diperlukan upaya untuk mendorong dan memfasilitasi para produsen di sentra produksi bambu dalam mengolah tanaman bambu dan dapat menampung kegiatan pameran dan bisnis secara khusus dengan pengembangan di sektor pemasaran, budaya, pendidikan dan promosi, dalam memanfaatkan peluang pasar bambu tersebut dan perkembangan pasar tujuan ekspor. Dari penyediaan pusat seni kerajinan bambu sebagai fasilitas pameran, promosi, pendidikan dan perdagangan tersebut diharapkan terciptanya bentukan arsitektural dan komposisi ruang yang dapat mencitrakan dan mampu mewadahi berbagai kegiatan tersebut dengan pendekatan melalui karakter fisiologis tanaman bambu.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectPusat Senien_US
dc.subjectKerajinan Bambu di Yogyakartaen_US
dc.subjectTransformasi Karakteren_US
dc.subjectFisiologis Bambuen_US
dc.subjectElemen Pembentuk Ruangen_US
dc.subjectBentuk Bangunanen_US
dc.titlePusat Seni Kerajinan Bambu di Yogyakarta: Transformasi Karakter Fisiologis Bambu sebagai Elemen Pembentuk Ruang dan Bentuk Bangunanen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record