Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Subarkah, MT
dc.contributor.advisorRizki Budi Utomo, ST, MT
dc.contributor.authorSendy Tovany Latuconsina
dc.date.accessioned2021-11-25T03:49:56Z
dc.date.available2021-11-25T03:49:56Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/34658
dc.description.abstractKeadaan lalu lintas yang macet bukanlah hal yang baru dialami di kota-kota besar khususnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan bertambahnya keinginan masyarakat untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi dalam memenuhi aktifitas kehidupannya tanpa melihat dampak yang ditimbulkan. Pada umumnya simpang jalan, khususnya di jalan utama dibuat untuk melayani dan memperlancar arus lalu lintas yang cukup besar, karena banyak kendaraan pada simpang yang masuk dan meninggalkan simpang tersebut. Namun pada kenyataanya banyak simpang yang belum bekerja dengan maksimal dikarenakan padatnya arus lalu lintas. Simpang jalan tidak beroperasi secara maksimal akan menyebabkan sistem transportasi menjadi kurang efektif dan efisien. Dari sekian banyak simpang yang ada, simpang Jl. Jend. Sudirman-Jl. C. Simanjuntak merupakan simpang yang cukup padat di Kota Yogyakarta. Tingginya volume lalu lintas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor yang melewati simpang ini menyebabkan terjadinya kemacetan dengan antrian kendaraan yang panjang terlihat di setiap lengannya baik pada pagi hari, siang hari maupun sore hari. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis kinerja simpang tersebut dalam melayani arus lalu lintas. Metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja simpang yaitu MKJI 1997. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan handycam yang dilakukan pada hari Senin, Rabu dan Sabtu pada Pagi hari jam 06.30-09.30 WIB dan sore hari jam 16.00-19.00 WIB. Setelah didapatkan data volume kendaraan maka dilakukan analisis dengan metode MKJI 1997 guna menentukan kinerja simpang Jl. Jend. Sudirman-Jl. C. Simanjuntak. Jika kinerja tidak memenuhi syarat MKJI 1997 karena nilai derajat kejenuhan di bawah 0,75, maka bisa diusulkan beberapa alternatif perbaikan untuk meningkatkan kinerja simpang tersebut. Hasil analisis kinerja rata-rata simpang Jl. Jend. Sudirman-Jl. C. Simanjuntak pada kondisi eksisting nilai derajat kejenuhannya pada pendekat utara sebesar 0,49, pendekat Timur 0,26 dan pendekat Barat 1,06. Untuk mendapatkan kinerja simpang yang lebih baik maka dapat dilakukan perbaikan-perbaikan seperti menambah waktu siklus dan memindah posisi ruang tunggu sepeda di depan zebra cross. Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan penambahan waktu siklus menjadi 90 detik dari 79 detik pada kondisi eksisting. Nilai derajat kejenuhan (DS) yang diperoleh sebesar 0,58 pada pendekat Utara, 0,34 pada pendekat Timur dan 0,74 pada pendekat Barat. Dengan alternatif perbaikan ini bisa diketahui pengemudi hanya perlu 1 kali waktu siklus untuk dapat melintas simpang tersebut yang sebelumnya membutuhkan 3 kali waktu siklus. Kata kunci: Simpang Bersinyal, Ruang Tunggu Sepeda, Kinerja dan Derajat Kejenuhanen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectSimpang Bersinyalen_US
dc.subjectRuang Tunggu Sepedaen_US
dc.subjectKinerja dan Derajat Kejenuhanen_US
dc.titleEvaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Yang Memiliki Fasilitas Ruang Tunggu Sepeda (Studi Kasus Jl. Jend. Sudirman Dan Jl. C. Simanjuntak)en_US
dc.Identifier.NIM07511045


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record