Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. H. Harsoyo, MSc.
dc.contributor.authorSri Sulastri Retnoningrum
dc.date.accessioned2021-11-25T01:04:14Z
dc.date.available2021-11-25T01:04:14Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/34652
dc.description.abstractJembatan merupakan suatu stuktur yang membentang dan melintas di atas jalan, rel kereta, sungai, atau beberapa kendala lainnya. Jembatan sebagai jalur transportasi darat digunakan untuk pejalan kaki, jalan raya dan kereta api. Jembatan Irung Petruk dibangun dengan lebih mengutamakan segi fungsionalnya yaitu sebagai penghubung antar daerah yang dipisahkan oleh lembah. Agar jembatan tersebut memiliki manfaat ganda, selain jembatan berfungsi sebagai penghubung, jembatan bisa dijadikan sebagai land mark bagi propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu dengan merencanakan jembatan tersebut dibuat dengan menggunakan tipe cable stayed. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apa saja keuntungan jembatan cable stayed, sehingga layak untuk dipilih sebagai bahan pertimbangan bagi perencana dalam merencanakan suatu jembatan, mengetahi bagaimana langkah-langkah dalam perencanaan jembatan dengan menggunkan sistem cable stayed dan mengetahui struktur mana yang lebih efisien dalam segi biaya, jembatan yang sudah ada atau jembatan dengan sistem cable stayed yang lebih efisien. Jembatan Irung Petruk direncanakan ulang menggunakan struktur cable stayed dengan bentang asimetris dan menggunakan pylon H miring. Perencanan ulang jembatan Irung Petruk meliputi perencanaan tiang sandaran, lantai jembatan, girder, angkur, kabel, pilar, abutment, pondasi, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Perencanaan diawali dengan menentukan spesifikasi struktur yang digunakan meliputi tipe jembatan, mutu beton, kuat tarik baja, dan menentukan beban-beban yang bekerja. Beban-beban yang digunakan dalam perancangan jembatan ini mengacu pada peraturan pembebanan jembatan di Inggris (BS 540-2-1978). Perencanaan struktur atas dan struktur bawah jembatan di disain menggunakan beton konvensional yang mengacu pada peraturan Inggris (BS 8110-3-1985; BS 8110-2-1985; BS 8110-1-1997, dan BS 5400-4-1990).Hal tersebut bertujuan untuk menambah alternatif perencanaan dalam mendisain jembatan. Hasil kajian ini adalah struktur jembatan yang direncanakan ulang menggunakan cable stayed memiliki volume dimensi dan tulangan yang besar. Hal ini disebabkan karena faktor beban kendaraan yang besar dan jembatan hanya dibagi menjadi 2 bentang, sehingga momen dan gaya-gaya internal lain yang dihasilkan sangat besar. Dengan demikian biaya jembatan menjadi sangat besar pula. Walapun demikian jembatan cable stayed memiliki beberapa keuntungan antara lain jembatan lebih efisien digunakan untuk bentang yang panjang, keuntungan yang menonjol dari cable stayed adalah tidak diperlukannya pengangkeran kabel yang berat dan besar seperti pada jembatan gantung. Gaya-gaya angker pada ujung kabel bekerja secara vertikal dan biasanya diseimbangkan dengan berat dari pilar dan fondasi tanpa menambah biaya konstruksi lagi. Kata Kunci : Cable Stayed, Pilar Miring, British Standard, Biayaen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectCable Stayeden_US
dc.subjectPilar Miringen_US
dc.subjectBritish Standarden_US
dc.subjectBiayaen_US
dc.titlePerencanaan Ulang Jembatan Irung Petruk Menggunakan Struktur Cable Stayed Tidak Simetris Berdasarkan Peraturan British Standarden_US
dc.Identifier.NIM06511052


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record