Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. H. Suharyatmo, MT
dc.contributor.authorDanu Prastowo Aji
dc.date.accessioned2021-11-24T08:36:21Z
dc.date.available2021-11-24T08:36:21Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/34641
dc.description.abstractPada zaman sekarang ini, pembangunan mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dibidang jalan, jembatan ataupun gedung bertingkat. Beton merupakan suatu pilihan atau alternatif sebagai bahan struktur dalam konstruksi bangunan. Komponen-komponen pembentuk beton adalah pasir dan krikil. Jenis pasir dan krikil yang digunakan akan sangat mempengaruhi kualitas beton yang akan direncanakan. Untuk mengetahui jenis pasir dan krikil yang digunakan, maka perlu diketahui gradasi butirannya, karena berhubungan dengan volume pori dan penyerapan tehadap air, yang erat hubungannya dengan bahan ikat pengisi pori antara butir-butir agregat. Butir-butir agregat yang mempunyai gradasi yang sama mengakibatkan volume pori akan besar. Hal ini terjadi karena tidak adanya butiran yang lebih kecil yang mengisi pori antara butiran yang lebih besar. Pada agregat untuk pembuatan mortar atau beton diinginkan butiran yang kemampatannya tinggi (volume porinya sedikit), karena ini akan membutuhkan bahan ikat (semen) yang juga sedikit. Untuk daerah Wonogiri agregat alami yang banyak di pakai untuk campuran mortar ataupun beton pada umumnya adalah pasir lokal(pasir merah). Karena material tersebut belum teruji kelayakannya, untuk itu perlu diuji kelayakan pasirnya. Harapan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasir merah dan kwalitas beton yang dihasilkan dari pasir tersebut. Pasir yang digunakan untuk penelitian berasal dari Desa Pakem, Kecamatan giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Pengambilan sampelnya dilakukan pada tanggal 24 maret 2011. Selain pasir merah juga digunakan pasir merapi sebagai pembanding hasil dari penelitian dalam bentuk cetakan beton dengan varisai tertentu. Untuk krikilnya, digunakan batu pecah dengan menggunakan mesin APP ukurun butiran maksimum 40 mm. Batu pecah ini diambil dari tempat atau sungai yang sama pada saat pengambilan pasir. Penelitian ini dilakuakn untuk membandingakn kekuatan dari pasir merah dan pasir merapi bila digunakan untuk campuran beton. Pengujian betonnya akan dilakukan pada umur beton 3, 7, 14, 21 dan 28 hari setelah beton dicetak, dengan sebelumnya diberi perawatan dengan cara direndamm dalam air. Dalam penghitungan mix desain pada pembuatan benda uji beton silinder (diameter 15 cm, tinggi 30 cm) digunakan metode DOE. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kekuatan beton yang dihasilkan dari material pasir merah dan variasi campuran antara pasir merah dan pasir merapi sebagai material penyusun beton. Dari penelitian tersebut kuat tekan optimum terletak pada BPM 0% yaitu sebesar 20,06 MPa. Sedangkan untuk kuat tekan terendah terdapat pada BPM 100% sebesar 16,79 MPa. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penilitian ini bahwa kualitas mutu beton sangat di pengarui oleh bentuk, tekstur , dan gradasi butiran, serta karakteristik pasir itu sendiri. Kata kunci: pasir Merah, Krikil lokal, kekuatan betonen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectpasir Merahen_US
dc.subjectKrikil lokalen_US
dc.subjectkekuatan betonen_US
dc.titleAnalisis Perbandingan Kuat Desak Dan Kuat Tarik Beton Pasir Merah Kab. Wonogiri Dan Pasir Hitam Merapi (Tinjuan Mengenai Batu Pecah Dengan Mesin APP)en_US
dc.Identifier.NIM05511008


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record