dc.description.abstract | Glycerol atau glycerin atau 1,2,3-propanatriol merupakan cairan yang kental, tak berwarna, rasanya manis, dan higrokopis. Untuk mendapatkan Glycerol dari Epichlorohydrin dan Sodium Hidrosida digunakan proses Epichlorohydrin. Epichlorohydrin dihidrolisis dengan larutan caustic soda 40 % di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk menghasilkan larutan glycerol dengan konversi yang hampir sempurna yaitu 97% selama 30 menit pada suhu 150 C dan tekanan 5 atm (Keyes, 1955). Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis.. Resiko pabrik rendah yang didasarkan atas pertimbangan bahan baku, produk, proses dan evaluasi ekonomi.
Pabrik Glycerol ini dirancang dengan kapasitas 10.000 ton/tahun. Bahan baku Epichlorohydrin yang diperlukan berjumlah 6870.62594 kg/jam, Sodium Hidroksida sebanyak 2576.966768 kg/jam, Asam Khloridha 28360 kg. Utilitas yang diperlukan berupa air pendingin sebanyak 85399.3776 kg/jam, steam sebanyak 223644.4378 kg/jam. Kebutuhan listrik 1583.0375 kVA dan bahan bakar boiler sebanyak 3178.072 liter/jam. Pabrik bekerja selama 24 jam/hari dan beroperasi selama 330 hari/tahun. Karyawan pabrik berjumlah 139 orang yang terdiri dari seorang direktur utama, direktur teknik dan produksi, direktur keuangan dan umum, dan direktur riset and pengembangan, staff ahli, beberapa kepala bagian dan kepala seksi, dan pelaksana harian.
Berdasarkan evaluasi ekonomi di peroleh modal tetap sebesar Rp 11901843621.01 dan modal kerja sebesar Rp 43744414964.56 dari analisa kelayakan diperoleh, ROI before taxes 19.46 %, ROI after taxes 9.34 %, POT before taxes 3,39 tahun, POT after taxes 5,17 tahun, Break Even Point (BEP) 54.03 %, dan Shut Down Point (SDP) 23.32 %. Jadi pendirian pabrik glycerol dari epichlorohydrin dan sodium hidroksida ini cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut. | en_US |