Hubungan Kejadian Bisinosis Dengan Tingkat Paparan Debu Kapas Pada Pekerja Tekstil Di PT Asatex Yogyakarta

Abstract

Latar belakang : Industri tekstil berkembang pesat terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Pekerja tekstil sangat beresiko untuk terkena dampak gangguan pernafasan dari paparan debu kapas yaitu bisinosis. Tingginya kadar debu kapas yang terhirup pekerja tekstil tentunya mempengaruhi kejadian bisinosis. Gangguan pernafasan ini akan sangat merugikan kesehatan kerja pekerja dan produktivitas kerja pada industri tekstil. Tujuan penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan kejadian bisinosis pada pekerja tekstil terhadap tingkat paparan debu kapas yang terhirup pekerja saat bekerja. Metode penelitian : Desain penelitian cross sectional dilakukan terhadap 36 pekerja yang dipilih melalui criteria inklusi dan eksklusi. 36 pekerja tersebut berasal dari bagian warping dan tenun dimana memiliki kadar debu kapas yang berbeda. 2 macam kuisioner dipakai. Yang pertama digunakan untuk mendapatkan sampel dan yang kedua digunakan untuk mengetahui informasi tentang gejala bisinosis pada sampel. Pengolahan data menggunakan SPSS dan untuk mengetahui hubungan kejadian bisinosis terhadap tingkat paparan debu kapas dengan uji Fisher. Hasil : Kejadian bisinosis ditemukan sebesar 13,9 % (5 dari 36 pekerja). Kadar debu kapas pada bagian tenun sebesar 1,38 mg/m³ dan warping sebesar 0,92 mg/m³. Terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian bisinosis terhadap tingkat paparan debu kapas (p=0,045). Simpulan : Hubungan yang bermakna didapatkan antara kejadian bisinosis terhadap tingkat paparan debu kapas. Kata Kunci: bisinosis, debu kapas, pekerja tekstil.