dc.description.abstract | Yogyakarta adalah kota seni dan budaya, terdapat berbagai macam aktivitas
kebudayaan dan kesenian diapresiasikan di kota ini. Namun fasilitas penunjang
kesenian yang ada di kota ini dirasa masih jauh dari harapan seniman jogja. Maka
dari itu diperlukan sebuah wadah berupa Performing Arts Centre yang benar-benar
tepat sasaran serta dapat mengapresiasi keinginan para seniman, penyelengara acara,
dan masyarakat.
Tektonika arsitektur joglo jawa diterapkan sebagai konsep perancangan pada
bangunan gedung pusat pertunjukan seni ini karena dipandang mewakili corak khas
kota Yogyakarta sebagai kota budaya. Dari beragam jenis joglo, penulis memilih
joglo Lambang Sari sebagai acuan desain, karena joglo ini banyak terdapat di
Yogyakarta. Proses perancangan desain diawali dengan observasi penulis terhadap
rumah joglo lambang sari yang kemudian dilanjutkan dengan menganalisis tektonika
arsitektur yang digunakan. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan dan
menggabungkan analisis rumah joglo tersebut kedalam skematik transformasi desain
yang sesuai dengan fungsi Performing Arts Centre yaitu sebagai tempat untuk
menggelar suatu pertunjukan. Dalam hal ini ada 3 jenis ruang yang digunakan yaitu
ruang pertunjukan outdoor, ruang pertunjukan indoor pada gedung utama dan ruang
pertunjukan semi outdoor pada pendopo. Rancangan ini mengutamakan modifikasi
sistem struktur dan arsitektural rumah joglo tradisional menjadi sistem struktur dan
gaya arsitektural yang lebih modern dengan penyesuaian teknologi, bahan bangunan
dan fungsi sebagai Performing Arts Centre yang mampu mewadahi kreativitas
seniman dan aspirasi masyarakat Yogyakarta.
Kata kunci: tektonika, arsitektur joglo, gedung pusat pertunjukan seni, yogyakarta | en_US |