Resort Hotel di Pantai Pangandaran: Tinjauan Pengaruh Unsur Alam dan Arsitektur Tradisional Jawa Barat terhadap Perencanaan dan Perancangan Bangunan Resort Hotel
Abstract
Kabupaten Daerah Tingkat II Ciamis (sebagai arahan study) yang mempunyai beberapa obyek wisata yang memiliki daya tarik tersendiri yaitu berupa obyek wisata pegunungan, obyek wisata budaya serta obyek wisata pantai merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Dengan diterapkannya kawasan wisata di pesisir pantai Samudra Indonesia sebagai salah satu Daerah Tujuan wisata (DTW) di Propinsi Jawa Barat yang akan di kembangkan, juga dengan adanya peningkatan jumlah arus wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata pantai Pangandaran dan tahun 1991 sampai dengan 1996 yang hampir mencapai persentase tertingi (99.20%) pada tahun 1994-1995 akan memberikan implikasi lebih lanjut kepada program nenyediaan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan di kawasan wisata tersebut. Pada dasarnya potensi alam merupakan faktor utama yang mendorong meningkatnya wisata keindahan alam, maka dalam pemanfaatannya sebagai faktor yang mempengaruhi perencanaan dan perancangan disini diselesaikan secara harmonis dan tetap menjaga kelestarian lingkungannya. Untuk memadukan antara alam (Pangandaran) dan bangunan arsitektural Jawa Barat pada bangunan hotel yang direncanakan agar dapat tercapai keserasian, ini yang mendasari dalam konsep perencanaan dan perancangan bangunan nantinya. Untuk itu diperlukan data-data yang dibutuhkan dalam kaitan dengan kondisi alam dan arsitektur lokal. Data-data itu didapat dari: Dokumentasi foto, studi literatur, survei instansional dan observasi lapangan. Penganalisaan terhadap permasalahan dilakukan setelah data-data terkumpul. Penganalisaan untuk karakter elemen alam yang berpengaruh yaitu: Kontour, vegetasi, view, iklim, Air, Ombak Laut, Angin, Sunrise dan Sunset, dan digabungkan dengan hasil analisa karakter khas bangunan tradisional daerah Jawa Barat. Fasilitas yang disediakan untuk keperluan pariwisata dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu : fasilitas-fasilitas penunjang obyek wisata (tidak tergantung lokasi, obyek wisata, untuk kebutuhan wisatawan pada umumnya), dan fasilitasfasilitas yang spesial yang tergantung pada lokasi obyek wisata dan lingkungan sekitarnya, yang memberikan karakteristik natural nada obyek wisata yang bersangkutan (seperti: fasilitas spesifik pada kawasan wisata pantai). Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis ini menyatakan bahwa dengan mengkontekskan bangunan dengan alam sekitarnya (bernuansa pantai) dan tidak lepas dari arsitektur tradisional setempat maka karakter bangunan tepi pantai dapat dipertahankan, dan dapat memperkuat citra kawasan Pantai Pangandaran sebagai kawasan wisata pantai.
Collections
- Architecture [3648]