Show simple item record

dc.contributor.advisorHarwati, ST., MT.
dc.contributor.authorAlfian Bagas Prakoso
dc.date.accessioned2021-10-01T01:16:07Z
dc.date.available2021-10-01T01:16:07Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32914
dc.description.abstractPersaingan di dunia industi semakin pesat seiring berjalannya era globalisasi di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan berdirinya beberapa perusahaan yang kompetitif di berbagai bidang yang ada di Indonesia. Perkembangan sektor usaha kecil dan menengah hingga saat ini jumlahnya telah meningkat bahkan hampir menyamai jumlah mereka yang bekerja di sektor formal lainnya. Bu Lies, salah satu penjual gudeg yang sudah terkenal sejak 1925. ‘Gudeg Bu Lies’ berlokasi di jalan Wijilan No.05, Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta. Berdasarkan hal itulah, Bu Lies mulai membuat inovasi kemasan lain yang lebih praktis, mudah dibawa dan tahan lama. Maka terbesitlah gudeg kaleng, yang diharapkan bisa menjadi alternatif baru 'buah tangan' khas Yogyakarta. Selain itu, gudeg kaleng itu pun bisa merambah pasar mancanegara. Kini sayur gudeg sudah disajikan dalam bentuk kalengan. Tetapi tak perlu meragukan soal rasanya, sebab gudeg kaleng ini dijamin lezat, gurih dan bercita rasa tinggi. Selain jaminan mutu soal rasa, gudeg kaleng ini telah melalui penelitian LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Gunung Kidul Yogyakarta dan telah mengantongi sertifikat Badan POM RI MD 555112005035 dan sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia 12190000180111. Permasalah yang terjadi ketika melakukan penelitian adalah tidak tercapainya tingkat penjualan yang sesuai dengan target. Perusahaan telah mentargetkan pemasaran produk berupa gudeg kaleng sebesar 6000-8000 per-bulannya atau senilai Rp.180.000.000-Rp.240.000.000 dengan harga 1 porsi gudeg kaleng Rp.30.000 akan tetapi tidak sesuai dengan ekspetasi yang hanya berhasil menjual setengahnya saja sebesar 3000-4000 atau senilai Rp.90.000.000-Rp.120.000.000 per-bulannya. Penelitian ini bertujuan membantu Gudeg Bu Lies dalam pembangunan lokasi cabang baru dengan menggunakan pendekatan Analitycal Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian ini kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk pemilihan lokasi adalah akses lokasi pemasaran, tingkat kompetisi, keramaian, keamanan, tanah dan kebersiahan. Bobot kriteria masing-masing dari hasil penelitian ini adalah akses lokasi pemasaran sebesar 0,293, tingkat kompetisi sebesar 0,224, keramaian sebesar 0,173, keamanan sebesar 0,150, tanah sebesar 0,120 dan kebersihan sebesar 0,040. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode AHP, maka lokasi cabang yang mempunyai nilai terbaik adalah lokasi Bandara Adi Sucipto, yang mana nilainya adalah 0,69920 atau 69,920 %. Kata Kunci: Stratergi Penjualan, Marketing Mix, Place, ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStratergi Penjualanen_US
dc.subjectMarketing Mixen_US
dc.subjectPlaceen_US
dc.subjectANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)en_US
dc.titleAnalisis Penentuan Lokasi Cabang Terbaik Pemasaran Gudeg Kaleng Dengan Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Study Kasus : Gudeg Bu Lies)en_US
dc.Identifier.NIM12522132


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record