Show simple item record

dc.contributor.authorDestoro, Saki
dc.date.accessioned2017-08-07T02:14:55Z
dc.date.available2017-08-07T02:14:55Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/3281
dc.description.abstractUntuk menumbuhkembangkan kerajinan kulit di Balikpapan yang selama ini belum ada dan untuk menampung hasil produksi kulit dan penangkaran buaya dan ular maka perlu suatu Pusat Kerajinan Kulit Buaya dan Ular sebagai sarana proses produksi pembuatan barang kerajinan dan penjualan hasil-hasilnya. Sebagai daya tarik dan sarana promosi dan penjualan maka Pusat Kerajinan Kulit Buaya dan Ular diintegrasikan dengan wisata sehingga pengunjung dapat menyaksikan proses produksi kerajinan kulit sekaligus berbelanja hasil produksi tersebut yaitu kerajinan kulit buaya dan ular merupakan gabungan dari tiga kegiatan yaitu penangkaran buaya dan ular, pembuatan kulit samakan dan Pembuatan barang kerajinan yang ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Penangkaran merupakan tempat pengembangbiakan buaya dan ular untuk diambil kulitnya sementara bagian pembuatan kulit samakan memproses kulit mentah dan penangkaran secara kimiawi menjadi bahan dasar kulit. Bagian pembuatan kerajinan melakukan proses produksi barang kerajinan seperti tas, jaket, sepatu dan lainnya yang kemudian dijual. Integrasi merupakan penggabungan fungsi berbeda dalam hal ini fungsi kerajinan yaitu penangkaran, produksi kulit samakan, produksi barang kerajinan dengan fungsi wisata menjadi satu kesatuan yang utuh dan terpadu. Penggabungan dilakukan pada bagian yang dapat memperlihatkan proses pembuatan barang kerajinan kulit buaya dan ular yaitu mulai dari penangkaran hingga penjualan barang kerajinan. Penggabungan wista dengan kerajinan dilakukan pada bagian Penangkaran, produksi dan penjualan yang dapat memperlihatkan proses pembuatan barang kerajinan mulai dari telur hingga penjualan. Proses penikmatan wisata pengunjung dilakukan secara bertahap dan berurutan mulai dari telur hingga menjadi barang siap jual. Dalam Pusat Kerajman Kulit Buaya dan Ular ditetapkan pola organisasi ruang radial yang dapat memisahkan kegiatan sebagai obyek wisata seperti bagian penangkaran dan produksi dengan bagian nonwista seperti bagian pengelola dan pengolahan limbah serta dapat menerapkan ruang yang membutuhkan urutan dalam proses pembuatan barang kerajinan. Pada Pusat Kerajinan Kulit Buaya dan Ular, bagian yang berintegrasi dengan wisata mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya dalam sekuen urutan proses pembuatan barang kerajinan mulai dari telur hingga penjualan sehingga pengunjung harus melalui bagian-bagian tersebut secara berurutan sesuai dengan proses pembuatannya. Pengintegrasian dilakukan tanpa mengganggu aktivitas proses produksi sementara pengunjung dapat menikmati dengan optimal. Bagian yang menjadi obyek wisata seperti bagian penangkaran dan produksi lebih didominasikan dengan menonjolkan penampilan dan massa bangunan dengan lingkungan berupa warna yang kontras, massa yang ditinggikan, citra bangunan yang terbuka dan style high-tech. Sementara bagian yang bukan obyek wisata seperti bagian pengelola dan pengolahan limbah yang membutuhkan keprivasian dan pengisolasian mempunyai penampilan dan kesan yang tidak menonjol, berkesan tertutup dan diselaraskan dengan lingkungan.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectPusat Kerajinanen_US
dc.subjectKulit Ular dan Buayaen_US
dc.subjectKelurahan Teritip Balikpapan Timuren_US
dc.titlePusat Kerajinan Kulit Ular dan Buaya di Kelurahan Teritip Balikpapan Timuren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record