Show simple item record

dc.contributor.advisorMuhammad Iftironi, Ir., MLA.
dc.contributor.authorTYARA WIDYA BATAMI
dc.date.accessioned2021-09-23T06:03:00Z
dc.date.available2021-09-23T06:03:00Z
dc.date.issued2021-04-24
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32693
dc.description.abstractTanjungpinang ialah Ibukota Provinsi Kepulauan yang memiliki daerah pengembangan wisata salah satunya Pulau Penyengat. Penyengat merupakan kawasan cagar budaya peringkat nasional yang memiliki sejarah kuat dan peninggalan masa kejayaan Kerajaan Riau-Lingga. Dengan tujuan meningkatkan potensi wisata Tanjungpinang, Kementrian Pariwisata dan Pemerintah Kota Tanjungpinang memasukkan Festival Pulau Penyengat ke dalam Calendar of Event Kepulauan Riau. Kegiatan ini diselenggarakan di halaman dan area pelataran dermaga Balai Adat Indera Perkasa. Dari permasalahan ini penulis mendapatkan gagasan merancang bangunan kesenian di kawasan cagar budaya dengan memadupadankan antara sejarah, arsitektur lokal dan modern menggunakan arsitektur regionalisme kritis. Dengan tujuan memberikan masukan desain gedung kesenian yang mempertahankan penampilan arsitektur Melayu Kepulauan Riau dengan mengambil filosofi Kerajaan Riau Lingga yang pernah berpusat di kawasan perancangan. Melalui penerapan arsitektur regionalisme kritis ini bangunan tidak hanya berpaku pada arsitektur tradisional (Melayu) namun juga memasukkan aspek modern pada gedung kesenian, sehingga dapat menyesuaikan antara bangunan peninggalan sekitar dengan arsitektur masa kini. Adapun metode yang digunakan untuk mencapai tujuan desain yakni dengan penulusuran karakteristik arsitektur Melayu Kepulauan Riau dan pendekatan aspek arsitektur regionalisme kritis yang digunakan juga pada Kerajaan Riau Lingga dan karakteristik gedung kesenian. Dengan menampilkan kesederhanaan fasad, kesimetrisan massa bangunan, ketegasan elemen garis yang dibentuk oleh kolom-kolom dan keselesaran dengan bangunan sekitar dengan mengadaptasi atap ampar labu yang bertingkat, penggunaan kolong yang dimanfaatkan untuk menampung aktifitas seni dan penyederhanaan motif pucuk rebung sebagai selubung bangunan yang merupakan penerapan aspek aspek modern dan kekhasan dari arsitektur Melayu Kepulauan Riau pada rancangan penampilan gedung kesenian ini.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectGedung Kesenianen_US
dc.subjectArsitektur Regionalisme Kritisen_US
dc.subjectKerajaan Riau Linggaen_US
dc.subjectCitra Modernen_US
dc.titlePerancangan Gedung Kesenian Melayu Dengan Metode Arsitektur Regionalisme Kritis Di Penyengat, Tanjungpinangen_US
dc.Identifier.NIM14512127


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record