Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. Sugini, MT., IAI., GP
dc.contributor.authorAdrian Fajar Maulana
dc.date.accessioned2021-09-13T02:10:22Z
dc.date.available2021-09-13T02:10:22Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32404
dc.description.abstractPerancangan rumah sakit umum tipe C dengan konsep green building dan pendekatan pada new normal di Bukit Bestari Tanjungpinang bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan fasilitas kesehatan masyarakat yang tahan terhadap pandemic serta menjadi bagian dari reklamasi pasca tambang sehingga akan menciptakan rumah sakit yang fleksibel mampu beradaptasi terhadap kondisi normal maupun pandemic dan meningkatkan nilai lahan disuatu kawasan . Perancangan rumah sakit ini berfokus pada unit instalasi rawat inap (IRNA). Metode perancangan di awali dengan isu kekurangan rumah sakit umum tipe C di Tanjungpinang Selatan (Bukit Bestari), isu pandemic COVID19, isu reklamasi lahan pasca tambang dan green building. Kemudian dirumuskan menjadi permasalahan umum yaitu bagaimana merancang rumah sakit umum tipe C di Bukit Bestari Tanjungpinang sebagai strategi reklamasi tambang bauksit berbasis green building dan pendekatan pada new normal, dengan variable new normal hospital, green building, reklamasi pasca tambang, dan kajian site. Setelah itu dilakukan sintesis berdasarkam variable yang telah ditentukan dan dikelompokan menjadi massa dan tata massa, ruang dan tata ruang, selubung bangunan, tata lanskap, infrastruktur, dan struktur. Penerapan green building merujuk pada konsep GBCI, aspek yang digunakan adalah appropriate site development, dan indoor health and comfort. Perancangan rumah sakit pada unit instalasi rawat inap (IRNA) menyediakan 108 unit tempat tidur pada mode normalnya yang terdiri dari kelas VIP (28%), kelas I (28%), kelas II (22%), dan kelas III (22%). Kemudian pada mode pandemic semua kelas rawat inap dapat di ubah menjadi kelas III dengan kapasitas tempat tidur menjadi 168 unit dan kenaikan presentase kapasitas tempat tidur sebesar 64%, scenario ini didapat dengan adanya integrasi flexible room pada unit IRNA. Massa bangunan dibagi menjadi 2 zona yaitu COVID19 dan non COVID19 yang di hubungkan dengan koridor, kemudian massa dihadapkan ke azimuth 60° dan disusun secara split level mengikuti kemiringan kontur dari elevasi terendah di arah timur dan meninggi ke arah barat secara repitisi sehingga ruang rawat inap mendapatkan sinar ultraviolet dari jam 07.00-10.00 secara maksimal satu tahun penuh dan mendapat view ke luar bangunan. Pada selubung koridor dan beberapa unit rawat inap yang tidak membutuhkan tekanan udara negative mengintegrasikan passive cooling untuk mencegah terjadinya infeksi nosocomial. Pengujian keberhasilan desain rumah sakit dapat dilihat dari building performance berupa presentase area dasar hijau yang bebas dari struktur sebesar 31%, green area sebesar 57%, presentase IRNA dengan view pemandangan ke luar bangunan 91%, flexible room yang dapat menambah kapasitas bed hingga 64%, zoning space, separation of circulation dan indoor quality yang menangkap sinar ultraviolet dengan pembayangan pada ruang rawat inap maksimal 30% menggunakan suntool. Maka perancangan rumah sakit dinilai telah berhasil, sesuai pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Keywords: Rumah sakit, reklamasi pasca tambang, green building, new normal, tanjungpinangen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectRumah sakiten_US
dc.subjectreklamasi pasca tambangen_US
dc.subjectgreen buildingen_US
dc.subjectnew normalen_US
dc.subjecttanjungpinangen_US
dc.titlePerancangan Rumah Sakit Umum Tipe C di Bukit Bestari Tanjungpinang Sebagai Strategi Reklamasi Tambang Bauksit Berbasis Green Building dan Pendekatan Pada New Normalen_US
dc.Identifier.NIM17512098


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record