dc.description.abstract | Usaha Micro Kecil Menengah atau yang sering dikenal orang dengan
UMKM merupakan salah satu sektor penyumbang pendapatan negara
sebesar 19,86%, dimana itu terhitung besar. Sehingga, seharusnya perhatian
pemerintah terhadap UMKM juga harus besar. Namun pada kenyataannya
perhatian pemerintah dinilai kurang, terutama dimasa pandemi covid saat
ini. Bahkan menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development) bila Pemerintah Indonesia tidak mampu memperbaiki rantai
pasokan, supply, dan demand maka separuh UMKM di Indonesia mengalami
kebangkrutan.
Banguntapan, Bantul Yogyakarta merupakan daerah dengan
perkembangan UMKM tertinggi di Yogyakarta berdasarkan Yogyakarta
dalam angka 2020 dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan UMKM ini
tidaklah di imbangi dengan adanya lembaga yang membimbing UMKM, untuk
memenuhi selera pasar. Sehingga produk yang dihasilkan kurang mencapai
target pasar. Serta beberapa UMKM memilih tempat berdagang yang dinilai
kurang tepat dimana menjadi titik - titik di kawasan Banguntapan terutama
pasar bantengan. Dimana, pasar merupakan tempat yg perlu dihindari dan
dipertanyakan higienis dari produk yang tersedia terutama pada masa covid
ini. Berangkat dari permasalahan tersebut penulis sebagai arsitek mengajukan
perancangan Pasar UMKM dengan pendekatan Versatile Space untuk
mengatasi permasalahan di kawasan tersebut.
Kata Kunci : UMKM, Covid, Pasar, Banguntapan | en_US |