Show simple item record

dc.contributor.advisorBachnas.,Ir.,M.Sc.
dc.contributor.authorBayu Tri Bawono Adhari Putro
dc.date.accessioned2021-09-10T02:01:18Z
dc.date.available2021-09-10T02:01:18Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32368
dc.description.abstractBundaran Jombor merupakan salah satu bundaran penting di Kota Yogyakarta, yang menghubungkan jalan antar Kabupaten dan menjadi salah satu jalan lintas Provinsi. Simpang Jombor juga memiliki jembatan layang untuk mengurangi tingginya arus lalu lintas dari arah Timur yang bertujuan ke arah Barat dan bertujuan ke arah Utara. Selain itu, bundaran Jombor juga memiliki jalan bawah tanah untuk mengurangi tingginya arus lalu lintas dari arah Barat yang bertujuan ke arah Timur. Berdasarkan pengamatan secara visual, diketahui bahwa tingginya arus lalu lintas dari arah Utara maupun Selatan yang melewati bundaran ini dapat menyebabkan terjadinya kesemrawutan dan kemacetan. Dari kondisi ini dibutuhkan penelitian untuk mengetahui kinerja bundaran pada kondisi eksisting dan masa mendatang. Adapun dalam penelitian ini dilakukan survei volume arus lalu lintas yang dilakukan selama dua hari yaitu hari Sabtu dan Senin dari pukul 06:00-18:00 WIB dan pengambilan data geometri bundaran yang dilakukan pada malam hari, selanjutnya dilakukan analisis menggunakan metode perhitungan dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas, nilai derajat kejenuhan, nilai tundaan, dan besarnya peluang antrian yang terjadi di bundaran Jombor. Hasil analisis kinerja bundaran kondisi eksisting menunjukkan bahwa arus terbesar terjadi pada hari Sabtu sore pukul 15:30-16:30 WIB dengan nilai kapasitas jalinan AB = 2805 smp/jam, jalinan BC = 3085 smp/jam, jalinan CD = 3316 smp/jam, jalinan DA = 5189 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan jalinan AB = 0,502, jalinan BC = 0,485, jalinan CD = 0,442, jalinan DA = 0,271. Nilai tundaan bundaran rata-rata sebesar 8 det/smp dengan tingkat pelayanan B. Peluang antrian bundaran terjadi antara 6%-13%. Sedangkan untuk kinerja bundaran 5 tahun mendatang terjadi perubahan nilai pada tiap bagian jalinan dengan nilai derajat kejenuhan pada jalinan AB = 0,924, jalinan BC = 0,893, jalinan CD = 0,815, jalinan DA = 0,499. Nilai tundaan bundaran rata-rata sebesar 16 det/smp dengan tingkat pelayanan C. Peluang antrian bundaran terjadi antara 30%-63%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan penerapan manajemen lalu lintas yang memadai dan evaluasi tiap kala ulang 5 tahun sekali untuk menunjang kelancaran, keselamatan dan ketertiban lalu lintas di kawasan bundaran Jombor. Kata kunci: Analisis bundaran, Derajat kejenuhan, Tundaan, Peluang antrianen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnalisis bundaranen_US
dc.subjectDerajat kejenuhanen_US
dc.subjectTundaanen_US
dc.subjectPeluang antrianen_US
dc.titleAnalisis Kinerja Bundaran Jombor, Yogyakartaen_US
dc.Identifier.NIM09511060


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record