Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Rini Darmawati M. T.
dc.contributor.authorNisaaul Muihaturrahmah
dc.date.accessioned2021-09-09T01:53:56Z
dc.date.available2021-09-09T01:53:56Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32309
dc.description.abstractKota Pontianak yang mayoritas masyarakatnya bersuku Melayu dan memiliki potensi Sungai Kapuas yang dilengkapi dengan waterfront sebagai pariwisata, belum memiliki suatu wadah khusus yang menampung kegiatan kesenian Melayu yang notabennya seringkali diadakan di pinggir sungai. Bangunan disepanjang pinggiran sungai masih banyak yang menggunakan arsitektur modern dan tidak menerapkan arsitektur Melayu yang merupakan identitas asli yang dapat menjadi daya tarik kawasan pinggir sungai. Oleh karena itu, perancangan Pusat Budaya Melayu di Tepian Sungai Kapuas diharap dapat menjadi wadah untuk pengembangan kegiatan kesenian Melayu sekaligus mengekspresikan keindahan Arsitektur Melayu pada tampilan bangunnya dengan penerapan teori Arsitektur Neo Vernakular yang menggabungkan arsitektur modern dengan arsitektur lokal agar tetap menjagga kelestarian nilai arsitektur lokal Melayu yang dibalut dengan lebih modern menyesuaikan dengan konteks perkotaan. Metode perancangan terdiri dari tiga tahap. Yang pertama adalah tahap eksplorasi yang dimana mengidentikasi pola berulang pada rancangan bangunan yang sudah ada. Tahap kedua yaitu tahap evaluasi yang dimana mengidentikasi kekhasan pada tiap rancangan terkait fungsi dan konteks lokasi. Pada tahap ketiga yaitu tahap seleksi yang dimanamengidentikasi hasil eksplorasi dan evaluasi untuk disimpulkan yang akan diterapkan pada rancangan. Perancangan Pusat Budaya Melayu ini menekankan pada tiga persoalan. Yang pertama terkait konektivitas ruang luar bangunan dengan ruang luar lingkungan diluar bangunan dengan cara mendesain jarak dan bidang pembatas agar orang dari luar site dapat ikut menikmati penampilan yang ada didalam area site. Yang kedua yaitu terkait integrasi visual ruang dalam galeri pada lantai dua dengan ruang luar berupa view Sungai Kapuas dengan cara mendesain desain bukaan dan material yang digunakan pada fasad bangunan agar pengguna ruang dalam dapat melihat ke arah sungai diluar tetapi persoalan intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruang galeri tidak berlebih. Yang ketiga terkait fasad bangunan yang menerapkan Arsitektur Melayu dengan penekanan pada tampilan bangunannya terdiri dari penggunaan atap pelana, bentuk massa yang memanjang, penggunaan material lokal dan warna khas pada Arsitektur Melayu Pontianak. Kata kunci: Pusat budaya, tepi sungai, waterfront, Arsitektur Neo Vernakularen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPusat budayaen_US
dc.subjecttepi sungaien_US
dc.subjectwaterfronten_US
dc.subjectArsitektur Neo Vernakularen_US
dc.titlePerancangan Pusat Budaya Melayu di Tepian Sungai Kapuas Pontianak dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakularen_US
dc.Identifier.NIM17512048


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record