Show simple item record

dc.contributor.advisorSuci Hanifah, SF., Apt.
dc.contributor.authorMarlia Khozinah
dc.date.accessioned2021-09-01T08:52:40Z
dc.date.available2021-09-01T08:52:40Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32145
dc.description.abstractSectio Caesarea (SC) merupakan jenis operasi clean contaminated atau operasi bersih terkontaminasi sehingga penggunaan antibiotika profilaksis hendaknya direkomendasikan karena SC mempunyai risiko tinggi terjadinya infeksi akibat bakteremia saat pembedahan. Penggunaan antibiótika untuk pengobatan infeksi kadang menimbulkan sifat resistensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien SC di RSUD Sleman berdasarkan usia, keadaan maritas, indikasi,jenis SC, lama rawat inap, status keluar, penyakit penyerta, jumlah obat dan jenis obat yang diresepkan dan untuk mengevaluasi profil penggunaan antibiotika profilaksis intravena dan antibiotika terapi baik oral atau intravena pada pasien SC beserta persentase berdasarkan data rekam medis dan resep dokter pada pasien SC di RSUD Sleman 2006. Pada penelitian ini berdasarkan rekam medis didapatkan pasien berjumlah 110 pasien. Telah dilakukan penelitian untuk mengevaluasi antibiotika pada pasien SC di RSUD Sleman tahun 2006 dengan pedoman, yaitu Guideline Scottish Intercolliegiate Network (SIGN, 2001), Drug Information Handbook (DIH, 2004), Dipiro (2005). Evaluasi antibiotika baik profilaksis dan terapi meliputi jenis obat, golongan obat, dosis obat, cara pemberian, durasi pemberian dan aturan pakai. Teknik pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Bahan penelitian berupa data rekam medis yang ditulis oleh klinisi medis untuk pasien SC di RSUD Sleman tahun 2006. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi paling banyak pada pasien SC dengan karakteristik pasien diatas usia 30 tahun (53,6%), status maritas G1P0A0 (35,6%), indikasi maternal request (18,2%), jenis SC elektif (82%), lama rawat inap selama 4 hari (49,1%), status pulang pasien diizinkan pulang dokter dengan keadaan membaik (83,6%), penyakit penyerta asma (8,2%), jumlah obat 1-3 pada preoperative (87,3%) dan 4-6 jenis obat pada postoperative (68,2%). Semua pasien SC pre dan post operative mendapatkan antibiotika. Antibiotika yang paling banyak digunakan adalah cefotaxime, sedangkan ampisilin merupakan antibiotika terapi yang paling banyak digunakan sebelum pembedahan karena pasien mengalami ketuban pecah dini dan amoksisilin adalah antibiotika terapi post operative yang paling banyak digunakan. Kata kunci : Sectio Caesarean (SC), Evaluasi Antibiotika, RSUD Slemanen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectSectio Caesarean (SC)en_US
dc.subjectEvaluasi Antibiotikaen_US
dc.subjectRSUD Slemanen_US
dc.titleEvaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Bedah Caesar Di RSUD Sleman Tahun 2006en_US
dc.Identifier.NIM03613041


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record