dc.description.abstract | Berbicara tentang budaya Patriarkhi pasti akan menyinggung masalah
gender. Sebagaimana kita tahu budaya Patriarkhi yang terjadi diseluruh dunia telah
menyebabkan permasalahan terhadap kaum perempuan. Budaya ini juga telah
memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali keluarga. Di
dalam keluarga, permepuan seringkali ditempatkan pada posisi subordinat yang
secara sederhana dapat dipahami sebagai tindakan yang menempatkan perempuan
berada dibawah kekuasaan laki-laki (suami/ayah). Hal ini tentunya tidak dapat
diterima sepenuhnya dikarenakan melanggar hak-hak wanita sebagai warga negara,
wanita dibatasi haknya untuk mengembangkan minat dan bakatnya, diharapkan
hanya berdiam diri dirumah melayani suami, anak-anaknya dan mengerjakan
pekerjaan rumah. Peran agama juga sangat berkaitan dengan pemahaman ini,
dimana ada ayat ayat yang mengesankan bahwa laki-laki itu selalu lebih diatas
perempuan, menjadikkannya sebuah legitimasi bahwa perempuan adalah makhluk
nomor dua. Anggapan seperti ini juga bisa mengakibatkan perempuan mendapat
perlakuan semena-mena dari laki-laki. Padahal risalah yang dibawa Nabi
Muhammad salah satunya bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi yang
dialami perempuan di Mekkah pada saat itu. Penelitian ini berfokus untuk
mengetahui realitas perlakuan yang terjadi pada istri di masyarakat Kecamatan
Buay Runjung. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara
dengan para tokoh masyarakat di wilayah tersebut. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, terbukti bahwa sebagian besar masyarakat masih menganggp istri itu
makhluk nomor dua dan membebani semua pekerjaan rumah tangga kepada istri. | en_US |